ilustrasi kehidupan manusia tentang "Cerita Situkang Gosip"


"Cerita Situkang Gosip"
Di suatu desa kecil, tinggallah seorang Wanita yang tiap harinya gemar menggosip, dia selalu saja menggosipkan tetangga-tetangganya meskipun dia tak mengenal siapa mereka. Namun karena ingin berubah, suatu hari dia mendatangi seorang pak tua bijak untuk meminta saran. & tua bijak inipun memerintahkannya untuk membeli seekor ayam dari pasar & membawakan untuknya sesegera mungkin. Dan ayam itu harus ia cabuti bulu-bulunya sambil berlari, tak boleh sehelai bulu pun yg tersisa kata pak tua itu.
Dengan terpaksa penggosip inipun menuruti, perkataan pak tua, diapun mencabuti bulu-bulu ayam tsb sambil berlari & kembali lg ke rumah pak tua bijak itu. Sesampainya disana ia menyerahkan ayam tersebut, namun pak tua bijak lagi-lagi memintanya untuk pergi mengumpulkan semua helai bulu yang sudah dia cabuti dan membawanya kembali. Si penggosip ini tentu saja protes, hal itu tidak masuk akal untuk dilakukan. Angin pasti sudah menerbangkan bulu ayam itu ke segala penjuru dan dia takkan pernah bisa mengumpulkannya lagi. Pak tua bijak kembali berkata, "Hal itu benar. Dan begitu pulalah halnya dengan GOSIP. Satu gosip dapat terbang ke segala sudut, lalu bagaimana kamu akan mengembalikannya..? Jadi sebaiknya jangan pernah memulainya dari awal."
Benar kata dongeng di atas. Sekali saja kita menceritakan sebuah gosip, maka gosip itu akan dengan cepat menyebar bagaikan debu tertiup angin...
Gosip terkadang lebih diartikan dengan menyebarkan rumor, atau hal-hal yang belum tentu kebenarannya dan kebanyakan merupakan cerita berbau negatif. Kalau demikian ini yang terjadi, maka sebaiknya kita menghindarinya. Bukan hanya karena adanya norma-norma sosial yang menilai bagaimana buruknya bergunjing hal-hal negatif itu, akan tetapi saya rasa semua ajaran agama pun memang tidak membenarkan kegiatan bergunjing ini.
Dengan tidak bermaksud menghakimi, tapi sebenarnya apa sih yang membuat seseorang begitu entengnya menggunjingkan aib orang lain? Demi kepuasan batin? Karena senang melihat mereka yang digosipkan jadi tercoreng namanya di mata publik? Atau karena memang ingin agar publik tahu sosok seperti apa yang tersembunyi dibalik kedok si korban gosip ini?
Terlepas dari apapun alasan orang-orang menyebarkan gosip, sebelum bergosip itu sendiri kenapa kita tidak coba tengok terlebih dahulu pada diri kita? Apa kita ini memang sempurna tanpa cela, hingga membicarakan keburukan orang lain bukanlah sebuah kesalahan? Jangan sampai kita menjadi seperti kata pepatah bijak "Semut di seberang lautan nampak jelas, namun gajah di pelupuk mata tak nampak".
Semoga bermanfaat...'

Comments