KERAJAAN
TUHAN[1]
A. Istilah Kerajaan
Sorga
ü Kerajaan
itu lazimnya disebut sebagai kerajaan Allah, Tetapi Khusus dalam Injil Matius,
kadang-kadang Disebut sebagai kerajaan Sorga.
ü Matius memakai istilah-istilah yang berbeda,
walaupun tak ada alasan untuk menduga bahwa kedua ungkapan itu mempunyai maksud
yang berbeda.
ü Mungkin
istilah “sorga” dipilih sebagai ungkapan pengganti untuk “Allah” berdasarkan
penghormatan khas Yahudi yang enggan menyebutkan nama Tuhan.
ü -Namun
matius tidak membedakan makna kata Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga
ü Penggunaan Istilah kerajaan didalam PB bukan
berarti suatu wilayah pemerintahan seorang raja, melainkan perbuatan atau
aktivitas pemerintahan.
ü Bukti
yang paling jelas didalam PB ialah doa bapa kami, yang secara langsung
menghubungkan Kerajaan dengan hal melaksanakan kehendak Allah. ( Halaman 22-23)
B. Latar Belakang
Yahudi
- Pertama-tama harus diperhatikan bahwa wawasan “Kerajaan” ditemukan beberapa kali di dalam PL (Mis.Mzm 103:19 ; 145:11-13; bnd 1 Taw 29:11).
- PL memberikan kesan bahwa Kerajaan Allah itu sudah ada dan juga masih akan datang. Memang Allah berdaulat memerintah berdasarkan hak-Nya sendiri, tetapi para nabi memandang juga ke depan, pada suatu masa dimana akan menjadi nyata kepada semua orang bahwa Allah memerintah di tengah umat-Nya (bnd. Yes 24:23).
- Walaupun gagasan kerajaan telah terdapat dalam PL, namun hakikatnya yang persis tidak mudah diterangkan.
- Sering terdapat gagasan tentang pemulihan kerajaan Daud sebagai sarana yang digunakan Allah untuk menampilkan diri-Nya sebagai raja israel, tetapi gagasan apokaliptis tentang adanya jenis kerajaan yang bersifat sorgawi tidak diabaikan sama sekali.
• Gulungan
naskah perang dari Naskah-naskah Laut Mati memberi kesan bahwa orang-orang
didalam persekutuan Qumran membayangkan suatu kerajaan duniawi dimana anak-anak
terang akan berjaya atas anak-anak Kegelapan (Yaitu mereka yang berada di luar
persekutuan Qumran). Halaman
24-25
- Pemberitaan Kerajaan
ü Yohanes
pembaptis menyuarakan pemberitaan Kerajaan Allah dengan cara baptisan yang
dilambangkan dengan Air dan Api (bnd. Mat 3:11 tidak meyebutkan Api)
ü Yohanes
Pembaptis menyerukan pertobatan sehubungan dengan kedatangan Kerajaan
Allah. Halaman 26
D. Bukti tentang
Kerajaan masa Kini
ü Ucapan
tentang kerajaan yang paling menekankan kekiniannya terdapat pada Lukas 17:20-21,
Kerajaan Allah ada diantara kamu” Kerajaan Allah ada diantara kamu” (entos).
ü Matius
12:28 (=Luk 11:20) juga secara langsung menghubungkan kedatangan itu dengan
pelayanan Yesus pada masa kini. Halaman 27
E. Bukti tentang
Kerajaan masa Depan
ü Dalam
ucapan bahagia terdapat banyak kata kerja yang mengarah pada masa depan, suatu
hal yang mendukung adanya pandangan masa depan dari Kerajaan itu.
ü Dikatakan
bahwa orang yang miskin di hadapan Allahlah yang “empunya Kerajaan Surga”
(Mat.5:3), yakni pada masa kini, tetapi ucapan bahgia lebih mengarah ke depan
pada penggenapan yang akan datang, yaitu janji akan dihibur, akan memiliki
bumi, akan beroleh kemurahan, akan melihat Allah.
Halaman
29
ü Doa
“ datanglah kerajaanMu, jadilah KehendakMu” memiliki penerapan untuk masa kini
maupun masa depan. Jika Kerajaan itu sudah sepenuhnya terwujud pada masa itu
(Kekinian) maka permohonan “Datanglah KerajaanMU” hampir tidak berarti.
F. Masalah Aspek ganda
Kerajaan Allah
ü -
Ada 2 Masalah Aspek Ganda dalam Kerajaan Allah Yakni Kerajaan Allah Masa Kini
dan Kerajaan Allah pada masa depan.
ü Gagasan
Kerajaan masa Kini sangat didukung oleh aliran Liberal pada abad ke 19 dan 20.
Gagasan kerajaan masa depan didukung oleh J.Weis (1892) dan A.Schweitzer (1906)
ü Kerajaan
Masa Kini diungkapkan karena para pendukung social gospel (Injil sosial)
berupaya menegakkan Kerajaan di bumi ini dan kini. Karena didalam pemikiran
mereka tak ada tempat bagi Anak Manusia dan Kerajaan Nya pada akhir zaman,
sehingga orang-orang yang menganut aliran liberal ini menghilangkan ayat-ayat
PB yang mengarah pada hal itu serta segala ayat mengenai hal-hal yang
adikodrati.
ü Kerajaan
Masa Kini diungkapkan karena para pendukung social gospel (Injil sosial)
berupaya menegakkan Kerajaan di bumi ini dan kini. Karena didalam pemikiran
mereka tak ada tempat bagi Anak Manusia dan Kerajaan Nya pada akhir zaman,
sehingga orang-orang yang menganut aliran liberal ini menghilangkan ayat-ayat
PB yang mengarah pada hal itu serta segala ayat mengenai hal-hal yang
adikodrati.
ü Sedangkan
pada aliran lain yang menekankan aspek Eskatologis dengan tegar berpendirian
bahwa Yesus mengharapkan perwujudan Kerajaan masa depan itu pada masa hidup-Nya
dan bahwa Ia benar-benar kecewa pada waktu itu Ia dibawa ke pengadilan lalu
disalibkan
ü Namun
W.G.Kummel menengahi permasalahan mengenai kedua kerajaan ini dengan
mengungkapkan bahwa Kerajaan itu semata
–mata nampak dalam pribadi dan pekerjaan Kristus; didalam Dia apa yang secara
mendasar merupakan apek masa datang menjadi nampak didalam aspek masa kini.
Halaman 31
G. Aspek-aspek Kerajaan
ü Bersifat Teosentris (Berpusat pada Allah )
Kerajaan
Allah berarti bahwa Allah merupakan Penggerak dan pendorong utama, manusia
tidak bisa menemukan atau menunjukkan kerajaan Allah tersebut. Karena kerajaan
Allah ditegaskan oleh Ridderbos “berasal semata-mata dari Allah, dan merupakan
pernyataan kemulian Allah”
ü Bersifat
Dinamis
Karena
apa yang teosentris dan berasal dari Allah tidak dapat mengalami kelemahan dan
kurang keberhasilan. Dan Kerajaan Allah itu disesuaikan dengan karya
keselamatan yang dilakukan oleh Yesus itu sendiri.
ü Sifat
Mesianis
Peran
dari Yesus sangat penting dalam pemberitaan tentang kerajaan Allah Aspek
Penting lainnya ialah hubungan Kerajaan dengan keselamatan. Halaman 34
ü Tulisan-
Tulisan Yohanes
Dibandingkan
dengan kitab-kitab injil sinoptik, Injil Yohanes sangat sedikit berbicara
tentang Kerajaan.
ü Perikop pertama ialah Yohanes 3:3, yang
terdapat dalam percakapan dengan Nikodemus.Kata-kata Yesus “ sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah”.
ü Ucapan
dalam Yohanes 3:5 malah lebih khusus lagi: “Sesungguhnya jika seorang tidak
lahir dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk kedalam Kerajaan Allah”, Ucapan
ini membicarakan lebih dari sekedar “ melihat”
kelahiran kembali memperlihatkan dengan jelas bahwa ini adalah pekerjaan
ilahi. Halaman 40-41
Comments
Post a Comment