Matakuliah : Misiologi
Dosen Pengampu : Dr. Hulman Sihombing, M.Th
Nama Mahasiswa : James anakampun
NIM : 16.04.12.6643
Program/ Jurusan : S1/ Teologi
Semester :IV
Semester Berjalan : Ganap
Tahun Akademik : 2018/2019
![]() |
1.
LAPORAN
KEGIATAN KEBERHASILAN MISSI (PEKABARAN INJIL)
a. Nama Kegiatan (Pekabaran Injil)
Sejarah
Berdirinya Salib Kasih Tarutung Sumatera Utara
b. Tempat Kegiatan Missi (Pekabaran
Injil)
Di Dolok
Siatas Barita, Tarutung, Sosunggulon, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara,
Sumatera Utara
c. Dasar Pelaksanaan
Salib
Kasih merupakan monumen sebagai rasa hormat dan menghargai jasa missionaris
kristen terkhusus Nomanssen, yang dibangun sejak bulan Oktober 1993. Diyakini pula bahwa tempat
yang dibangun sebagai monumen ini merupakan tempat tinggal sombaon,
d. Sejarah Kegiatan Missi (Pekabaran
Injil)
Sebelum Nomensen berangkat ke Tanah
Batak, dia bertemu dengan seorang Kalimantan bernama Punrau (Punrau adalah
seorang yang telah pernah dari Jerman; Punrau juga mengetahui bahasa jerman;
Dia kemudian menjadi pembantu nomensen samapai dengan tahun 1864; Tetapi Punrau
mau dipengaruhi orang silindung memberikan racun bagi Nomensen dan ahirnya dia
meninggalkan pekerjaannya). Kemudian Nomensen tiba di Barus (Barus
adalah sebuah daerah Pelabuhan yang juga penghasil kapur Barus pada masa itu)
pelabuhan sebelum pada tanggal 25 Juni 1862 dan meyewa sebuah rumah di sana. Di
daerah itulah dia belajar bahasa batak dan bahasa Indonesia (bahasa Melayu
pada masa itu). Selama beberapa waktu tinggal di barus, Nomensen cepat
beradaptasi dengan orang-orang di daerah itu bahkan dengan beberapa raja-raja
Barus. Setelah beberapa beberapa di barus Nomensen berangkat dari sibolga
menuju Sipirok. Di sipirok dia tinggal di rumah Pdt. Klammer dan kemudian
ditempatkan oleh pendeta tersebut di Parausorat. Di Parausorat dia mendidrikan
rumah dan sekolah, mengajar anak-anak dan mengabarkan injil kepada penduduk
daerah itu. Hanya 6 bulan di Parausorat, kemudian ia berangkat ke silindung
tanggal 7 November 1863. Perjalanan Nomensen menuju Silindung melalui bukit
karena pada masa itu di perkampunggan terjadi pertikaian, sehingga untuk
mempercepat waktu ia mengambil jalan cepat melalui bukit di Pangaribuan, dia
melawati bukit Sitarindak di Sigotom. Dari bukit inilah dia sampai ke bukit Siatas
Barita dekat dengan Huta Lumbanbaringin, Sitompul dan Pansur Napitu.
Nomensen mencari tempat bebas untuk memandang, dan sungguh ajaib dari bukit
tersebut dia melihat sebuah lembah yang indah yang belum pernah dilihatnya.
Dari bukit terpampang perkampungan yang berbentuk bulat dyang dikelilingi oleh
bukit nan hijau, diapit oleh Bukit Siatas Barita di sebelah timur dan dan
gunung Martimbang di sebelah barat, di aliri dua sungai yaitu sungai Sigeaon
dan Sungai Situmandi, yang menjadi satu di daerah Husor menjadi sungai Batang
Toru. Lembah yang Indah itu di beri nama “Lembah Silindung” atau “Rura
Silindung”. Memandang Rura silindung, Nomensen teringat akan Barmen di Wupertal
(tal artinya lembah) Lembah Wupertal tidak seindah Rura Silindung tapi
di sanalah Nomensen sekolah pendeta dan mempersiapkan diri menjadi seorang
missionaris. Setelah melihat keindahan Rura Silindung dari Bukit Siatas Barita,
dia bersujujud dan berdoa :
e. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Misi
(Pekabaran Injil)
Strategi
misi yang dikembangkan Nommensen ialah mengubah strategi penginjilan awal yang
menekankan konversi perorangan dengan mengembangkan strategi yang menekankan
konversi kelompok baik keluarga (mencakup keseluruhan anggota keluarga sebagai
satu kesatuan) maupun keseluruhan komunitas kepada iman Kristen. Untuk
mewujudkan hal itu, Nommensen membuka pos penginjilan (Missionsstation) baru
(termasuk sekolah) dengan tujuan menjalin hubungan baik dengan pemuka raja-raja
setempat. Para raja inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya usaha misi
karena mereka merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di tengah-tengah
masyarakatnya.
f. Keberhasilan kegiatan
missi(Pekabaran Injil)
Impian Nommensen untuk menjadi penginjil
sudah muncul sejak kecil, meski pada pada masa-masa itu ia sudah terbiasa hidup
sederhana. Dalam kesederhanaan itu, disebabkan orangtuanya yang tunakarya dan
sering sakit-sakitan, ia bahkan sering kelaparan karena tidak punya makanan
sehingga terpaksa mencari sisa-sisa makanan di rumah-rumah orang kaya bersama
teman-temannya. Maka, sejak usia 8 tahun pun ia sudah menjadi gembala upahan
hingga umur 10 tahun.
Akan tetapi, ketika berbicara tentang
peradaban Batak, barangkali akan lain ceritanya jika Dr. Ingwer Ludwig
Nommensen tidak pernah menginjakkan kakinya di Tanah Batak. Nommmensen adalah
manusia biasa dengan tekad luar biasa. Perjuangan pendeta kelahiran Nordstrand,
Jerman Utara itu untuk melepaskan animisme dan keterbelakangan dari peradaban
Batak patut mendapatkan penghormatan tatkala keberhasilannya dalam menjalankan
Amanat Agung di tanah batak dapat dirasakan hingga kini. Dimana keberhasilan
tersebut diraih dalam sebuah kesederhanaan yang tidak pernah bisa dibayangkan
oleh setiap orang pada zamannya
Sejak awal, Nomensen tidak pernah
berencana kembali ke Jerman, supaya dikuburkan di sana, atau kembali ke Jerman
untuk menjalani masa tuanya. Dia konsisten dengan doanya di Siatas Barita: "Tuhan
hidup atau mati saya akan bersama bangsa ini untuk memberitakan firman-Mu dan
kerajaan-Mu. Amin."
2.
RENCANA
PELAKSANAAN KEGIATAN MISSI (PEKABARAN INJIL)
A. Nama Rencana kegiatan Missi (Pekabaran injil)
Rumah Baca “ Aku Baca Aku Bisa”
B. Dasar Teologis Pelaksanaan Rencana kegiatan Missi
(Pekabaran Injil)
Amsal 10:4.
Tangan yang lamban membuat miskin,
tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
C. Tempat Kegiatan Rencana Kegiatan Missi (Pekabaran
Injil)
Di Pakpak Bharat, Jln
Jambu Rea.
D. Gambarkan latar Belakang Obyek Misi menyangkut :
1. Latar Belakang Sosial Budaya dan Ekonomi
Ø
Sosial
Pada
saat ini sosial yang Masyarakat Pakpak merupakan suatu kelompok suku bangsa
yang terdapat di Sumatera Utara. Secara tradisonal wilayah komunitasnya disebut
tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak terbagi atas 5 (Lima) sub wilayah, yaitu :
-
Simsim, daerah Kabupaten Pakpak Bharat
-
Keppas, daerah Kabupaten Dairi
-
Pegagan, daerah Kabupaten Dairi, khusus kecamatan Sumbul
-
Kelasen, daerah Tapanuli Utara, khusus kecamatan Parlilitan dan Kabupaten Tapanuli
Tengah di kecamatan Manduamas
-
Boang, daerah Aceh Singkil
Ø
Budaya
Kebudayaan dalam
pengertian awam sering diidentikkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan
keindahan dan seni semata atau benda-benda peninggalan masa lalu suatu kelompok
sosial tertentu saja.
Tujuh unsur kebudayaan yang
universal menurut beliau terdiri dari : bahasa, sistem pengetahuan, mata
pencaharian, peralatan dan teknologi, organisasi sosial, kesenian, dan religi.
Dikatakan universal karena hampir semua masyarakat (suku bangsa) memiliki ke-tujuh unsur tersebut dan
masing-masing unsur dapat dianalisa berdasarkan 3 wujud kebudayaan tersebut.
Mengacu pada konsep kebudayaan
tersebut, berarti cakupannya sangat luas dan bervariasi. Untuk mengkaji tentang
kebudayaan Pakpak berarti idealnya
menganalisa tentang 3 wujud dan 7
unsur yang terdiri dari : Bahasa Pakpak, Sistem Mata Pencaharian Hidup Pakpak,
Sistem Pengetahuan Pakpak, Sistem Peralatan hidup dan teknologi Pakpak, Sistem
Oranisasi Sosial Pakpak, Kesenian Pakpak, dan Sistem Religi Pakpak.
Ø
Ekonomi
Pakpak Bharat terletak
di kaki pegunungan Bukit Barisan. Kegiatan perekonomian terfokus pada pertanian dan perkebunan. Hampir 90% penduduk kawasan ini beretnis Pakpak,
2. Latar Belakang Agama
Pada
masyarakat pakpak sistem religi atau kepercayaan menganut tiga agama
yaitu,kristen protestan ,kristen katholik,dan agama islam. Untuk masyarakat
yang menganut agama kristen protesan setiap hari minggunya pergi ke gereja
untuk kebaktian,agaama islam ke masjid setiap hari dan khususnya hari jumat.
Agama kristen protestan masih
membagi gereja gereja yang telah ada di pakpak bharat seperti
GMI,GKII,GKPPD,GPDI dan lain lain. Sebelum masuk nya ketiga agama
ini,masyarakat pakpak masih mempercayai sembahan sembahan patung atau pohon
yang konon katanya dapat memberikan keuntungan dan reeki yang murah dengan
melakukan ritual ritual atau upacara upacara tertentu.
Setelah masuknya
ajaran agama besar (Kristen dan islam) beberapa upacara tersebut sudah tidak
dipraktekkan lagi, misalnya sunatan atau mertakil bagi Pakpak Kristen.
Sebaliknya dikalangan Pakpak Kristen yang umumnya tinggal diperkotaan dikenal
upacara adat baru seperti pendidien/pembaptisan (menjalo gerrar), dan sidi
(meluah) dengan mengundang teman, kelompok sulang silima dan tetangga untuk
makan bersama.
E. Strategi/Rencana Pelaksana
1. Visi dan Misi (Pekabaran Injil)
VISI
Memberikan Pembekalan
awal untuk anak-anak dan remaja agar menjadi generasi penerus bangsa yang
bermutu dan berkualitas.
MISI
· Menciptakan Rumah Baca yang menarik, kreatif, dan inovatif.
· Memperluas wawasan masyarakat terlebih sebagai penerus bangsa
dalam dunia literasi.
·
Mendidik anak-anak dan remaja untuk memanfaatkan waktu luang
dengan membaca.
· Menjadikan Rumah Baca menjadi sebagai tempat belajar, berkreasi,
dan berseni.
2. Sasaran Kegiatan Misi
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan menitik beratkan pada
pemberdayaan potensi masyarakat, sehingga sasarannya adalah masyarakat
setempat, pemuda dan pemudi murid murid sekolah dan anak anak.
3. Kegiatan yang di Lakukan dalam
Melaksanakan Misi (pekabaran Injil)
a. Peninjauan
Lokasi
Dalam peninjauan di lihat dari keramain dalam masyarakat.
b. Pembuatan
dan Peresmian Rumah Baca
Pembuatan rumah baca ini adalah upaya untuk
menyediakan tempat permanen sebagai sarana rumah baca dan tempat belajar
anak-anak. Peresmian rumah baca harapan berupa kegiatan seremonial resmi yang
menandakan telah dibukanya rumah baca ini untuk umum.
c. Penggalangan
Buku
Sebagai aksi penyediaan buku-buku bacaaan yang
berasal dari berbagi sumber baik materi pelajaran atau umum dalam pemanfaatan
buku-buku bekas.
a. Metode Pelaksanaan
· Agar
Berjalan Lancar kegiatan ini kami melakukan dengan melaksanakan Melakukan pengundangan
ke gereja setempat
· Melakukan
pengundangan ke sekolah-sekolah beserta dengan TK dan Paud.
b. Sumber daya Manusia ( orang yang
terlibat dalam kegiatan)
· Pemuda/pemudi
dari Gereja Setempat
· Pengurus
dan anggota.
· Mewakili
dari pemerintah setempat kelapa lorong setempat
c. Sumber dana dalam pelaksanaan
·
Dalam perencanaan pembuatan Rumah baca
ini, akan ada beberapa anggota. Dan dari anggota sendiri akan mengumpulkan
iuran dari pengurus.
·
Bantuan dari beberapa Gereja yang ada
anggota jemaat dari pengurus Rumah baca/pemuda-pemudi Gereja.
·
Bantuan dari pemerintahan setempat,
kepala desa,camat.
d. Peralatan yang diperlukan
· Rak
Buku
· Buku
· Ruang
Baca
· Meja
dan Kursi
F.
Tujuan
yang diharapkan dicapai melalui Rencana kegiatan Misi (Pekabaran Injil) ini
· Memberikan
kegiatan positif untuk mengarahkan generasi muda, khusunya anak anak dan orang
dewasa agar memiliki rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan.
· Memberikan
kesempatan bagi anak, remaja dan orang tua agar bisa memberantas atau melawan
kemalasan dalam kemiskinan untuk meraih kebahagian masa datang,dan untuk
menimba ilmu seluas luasnya.
· Menanamkan hobi membaca bagi anak
anak, remaja, dan orang tua.
G. Keyakinan Penulis bahwa Misi ini
dapat terlaksana dengan baik
Dalam pembuatan perencanaan Rumah Baca
ini sebagai pemberitaan injil di tengah-tengah masyarakat terlebih bisa
bersosial dengan orang-orang sekitar. Dan saya sudah merencanakan perencanaan ini di Pakpak Bharat tepatnya di Kec. Siempat
Rube, dengan kerja sama yang baik antara anggota dan pengurus beserta warga
setempat, yang penuh dengan niat Rumah Baca ini harus kami bangun demi
mengarahkan generasi muda untuk lebih baik, melawan kemiskinan dan meningkatkan
ilmu pengetahuan.
Comments
Post a Comment