Ringkasan ALLAH SEBAGAI PENCIPTA,BAPA DAN RAJA, BAPA DAN RAJA SIFAT-SIFAT TUHAN, Buku Teologi perjanjian baru jilid 1 Donald Guthrie



ALLAH SEBAGAI PENCIPTA,BAPA DAN RAJA, BAPA DAN RAJA SIFAT-SIFAT TUHAN

            PB tidak berusaha untuk membuktikan keberadaan Allah. “ Bukti-bukti teistik berasal dari masa kemudian, yaitu pada masa ditulisnya apologeptika dan disusunya teologi sistematika
Þ    Teologi PB dimulai dengan beberapa keyakinan yang besar yakni;
  1. Bahwa Allah ada, bahwa ia menciptakan manusia dan terus menerus menaruh perhatian pada manusia.                                        
                                                                                                (hlm.43)
Ø  Sesungguhnya PB tidak mempunyai arti sama sekali kecuali jika keyakinan –keyakinan dasar ini benar.
*       hanya ada 2 pilihan yaitu: menerima keyakinan-keyakinan itu dengan iman, atau menolaknya yang berarti juga menolak seluruh penyataan yang didasarkan padanya.
*       perlu ditegaskan bahwa keyakinan-keyakinan dasar PB adalah absah sepenuhnya.
            keberadaan Allah dan perhaianya terhadap ciptaan-Nya memberikan penjelasan yang masuk akal mengenai keberadaan manusia itu sendiri.
*       semua penulis PB mempunyai pandangan yang sama tentang Allah seperti yang dikemukakan dalam PL.
*       kisah penciptaan berpusat pada pemahaman tentang Allah sebagai pencipta dunia ini bedasarkan pemikiran PL.
*       pada masa PL dan PB orang-orang Yahudi secara teguh percaya bahwa Allah menciptakan dunia ditambah pula cengan keyakinan bahwa Allah menciptakan melalui hukum taurat.
Ø  Pandangan PB tentang Allah dikaitkan dengan penyataan dalam PL dengan spekulasi Yahudi yang berlaku pada waktu PB ditulis.
   Meskipun demikian pandangan tentang Allah yang transenden itu mendapat beberapa dukungan, yaitu dalam hal keagungan dan khususnya dalam hal kekudusan Allah yang merupakan ciri khas dari tulisan-tulisan PL, terutama dalam kitab-kitab para nabi.
    Pernyataan dalam Yesaya 57:15 memperlihatkan perbedaan yang sangat mendasar antara PL  dan pandangan kebanyakan teologi Yahudi yang terlalu menjauhkan Allah dari dunia.
      PB merupakan penyempurnaan dari suatu proses pernyataan yang panjang dan tidak dapat dimengerti tanpa mengetahui penyataan yang sudah ada lebih dahulu
Ø   pandangan PL yang begitutinggi terhadap kekudusan Allah berkaitan dengan pandangan mengenai perjanjian kasih-Nya yang merupakan pandangan yang melengkapinya.
Ø   dalam melakukan pendekatan terhadap PB, penting mengenal bahwa PL memandang kasih Allah sebagai kasih yang benar, kasih yang tidak pernah bersifat sentimentil.
*       pandangan PB bahwa Allah adalah kasih adalah suatu perkembangan dari pandangan PL .
Ø   tetapi penekanan yang salah akan hal itu telah menimbulkan pandangan bahwa diantara pemikiran PL dan PB  terdapat perbedaan yang sangat besar.
Ø   dalam PL terdapat perikop-perikop yang menceritakan tentang Allah yang memerintahkan pembunuhan manusia secara besar-besaran.
Ø  Banyak orang berpendapat bahwa hal itu kelihatan sangat janggal bagi pandangan PB yang menyatakan bahwa Allah itu kasih
Ø   bagian-bagaian PL yang berisi kutukan menyatakan Allah yang adil menurut pengertian pada masa itu.
      Allah sebagai Pencipta
Penulis-penulis PB tidak membahas cara penciptaan. Dalam surat kepada orang-orang Ibrani dinyatakan bahwa “alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah”(Ibr.11:3) yang merupakan suatu sebutan tidak langsung mengenai firman Allah yang mempunyai kuasa dalam proses menciptakan (Kej. 1:3)
      Pelaku penciptaan lebih penting dari pada cara penciptaan.
Ø   dalam kitab kejadian disebutkan bahwa pelaku penciptaan adalah Roh, sedangkan dalam PB sering dikatakan bahwa penciptaan dilakukan melalui Kristus.
      Pemeliharaan Allah
Ø   PB menjelaskan tentang aktivitas Allah yang berlangsung dalam alam semesta .
            PB tidak mendukung pendapat yang mengatakan bahwa setelah menciptakan dunia, Allah membiarkannya tanpa memperdulikannya. Pandangan tersebut sangat berbeda dengan pandangan yang melatarbelakangi pendekatan PB  yaitu  bahwa pemeliharaan didasarkan pada sifat Allah.
      Allah sebagai Bapa
Ø   Ajaran tentang kebapaan Allah adalah ajaran yang paling khas dalam PB dan khusus nya dalam ajaran Yesus.pada masa itu, orang-orang penyembah berhala beribadah kepada dewa-dewanya dalam suasana ketakutan, tetapi pandangan Kristen tentang kebapaan Allah memberikan unsur kemesraan kedalam hubungan manusia dengan Allah yang tidak ada bandingnya dengan dunia kafir.
      Dalam pemikiran Yahudi pada masa antara PL dan PB terdapat pandangan secara sekilas mengenai Allah sebagai Bapa secara pribadi tetapi tidak berarti itu merupakan pandangan yang umum pada masa itu.
            Kedatangan Kristus menyebabkan gambaran yang samar tentang kebapaan ini menjadi suatu pandangan tentang Allah yang menunjukan bahwa hubungan manusia yang palin mesra (bapa-anak) merupakan suatu pencerminan dari sifat Allah yang hakiki.
      Dalam PB dikemukakan tiga hal mengenai ke bapaan Allah. Dia adalah bapa Yesus, bapa murid-murid Yesus , dan bapa dari semua ciptaan-Nya.
            Tetapi kita perlu menyelidiki arti gelar bapa pada waktu gelar itu digunakan Kepada Allah sepanjang menyangut orang-orang percaya itu bahwa Allah adalah sumber kehidupan Rohani mereka dan mereka mencurahkan kasih-Nya.
            Dan Yesus menunjukan bahwa pandangan-Nya mengenai Allah sebagai Bapa sangat berbeda dengan suatu pendekatan yang bersifat moral.
      Allah sebagai Raja dan Hakim
*       Di dalam keseluruhan PB ditemukan keyakinan bahwa Allah adalah Raja konsep ini khususnya terpusat dalam ungkapan ‘kerajaan Allah” atau  “kerajaan sorga”
*      Pengertian tentang Allah sebagai Raja berdasar pada kenyataan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Dalam orang-orang kristen mula-mula mengakui ini, dengan menyebut Allah sebagai “Tuhan” yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya (Kis.4:24).  Ia menciptakan berhak memerintah. 
                                                                                                            (Hal. 57)
      Sejalan dengan pengertian Allah sebagai Raja, ada gelar lain yang dipakai untuk menyebut Allah yakni Tuhan. Gelar ini adalah gelar lain yang lazim dipakai dalam PL dan diterima tanpa persoalan dalam PB.
*       gambaran takhta Allah digunakan dalam PB adalah gambaran yang menggabungkan konsep tentang Raja dan Hakim. Pada waktu Yesus berbicara tentang sumpah, ia melarang untuk bersumpah demi langit, karena langit adalah takhta “ Allah” (Mat.5;34; 23:22).
      Bagi Paulus gagasan tentang Allah sebagai Hakim merupakan suatu bagian hakiki dari injilnya (Rm. 2:16)
            Penghakiman yang tidak dianggap sebagai sesuatu yang menyenagkan bagi manusia merupakan haikat sifat Allah. Menurut PB, benar dan layaklah bila Raja ilahi melaksanakan penghakiman, yang merupakan hak-Nya yang istemawa. Memang diakui, bahwa aspek penghukuman Allah ini nampaknya Keras.
            dalam keseluruhan kitab ini ditunjukan bahwa dialah yang duduk diatas tahta itu yang menaklukan seluruh unsur yang memberontak
      Berbagai Gelar lain untuk Allah
  1.  Roh
            dalam injil Yohanes Yesus menyatakan bahwa Allah adalah Roh ( Yoh. 4:24),
  1. Juruslamat
            meskipun dalam PB gelar “Juruslamat” umumnya diterapkan kepada Yesus  Kristus dan juga digunakan bagi Allah yang menonjol dalam PL.
      Yang Maha Tinggi
            Ini adalah Gelar yang menyatakan bahwa Allah adalah yang paling Tinggi yang menunjukan keunggulan Allah diatas segala ilahi lain.
  1. Allah nenek Moyang Israel
            beberapa kali Allah disebut secara khusus sebagai Allah Abraham,ishak dan Yakub (Mat.8:11 ; 22:32 Mrk.  12:26  ; Luk 20:37 ; Kis 3:13).
           
      Alfa dan Omega
            harus dipahami bahwa baik awal maupun akhir dan segala sesuatu , dengan demikian sebutan ini berarti bahwa baik awal maupun akhir dan segala sesuatu , dengan demikian sebutan ini berarti bahwa baik awal maupun akhir dan segala sesuatu diantaranya harus dihubungkan dengan Allah.
      Sifat-sifat Allah
  1.  Kemulian Allah
            kata Ibrani untuk “kemuliaan” (kavod ) mula-mula digunakan hal-hal yang mempunyai arti kemegahan, kehormatan, atau sifat yang menonjol, tetapi segera memperoleh arti yang khusus pada waktu diterapkan pada Allah.
            sejarah PL merupakan suatu rekaman penyataan kemulian Allah yang dinyatakan dalam tindakan-tindakn-Nya bagi kepentingan bangsa Israel.
      3.2  Hikmat dan Pengetahuan Allah (hlm. 71-77)
      Penulis-penulis Yahudi sering berbicara tentang hikmat, tetapi tidak membicarakannya sebagai sifat Allah melaikan sebagai sesuatu yang berasal dari Allah (keb 7:25)
      Hikmat itu dilukiskan  sebagai kecermerlangan terang Allah yang kekal (keb :7:26)
      Hikmat itu diciptakan, tetapi diciptakan sebelum segala sesuatu (sir 1;4,7 dst 23:14) dan merupakan asas penciptaan.
      Dalam PB konsep mengenai hikmat Allah tidak menonjol kecuali dalam tulisan-tulisan Paulus
      Paulus membedakan secara tegas antara hikmat Allah dengan hikmat manusia ( 1 kor 1:20) dan menunjukkan keunggulan hikmat Allah
      . Sesungguhnya hikmat manusia berubah menjadi kebodohan bila dipandang dari sudut hikmat Allah
      Paulus menyamakan Kristus sebagai “hikmat bagi kita” ( 1 kor 1:30), maka jelaslah bahwa yang dimaksudkannya adalah tindakan-tindakan Allah yang berhikmat dalam penyelamatan manusia.
      Penulis-penulis PB tidak pernah meragukan pengetahuan Allah yang sempurna
      Pengetahuan Allah yang sempurna ini diperluas dalam beberapa pernyataan PB sehingga meliputi pengetahuan mengenai hal-hal yang akan terjadi hal ini adalah suatu perkembangan yang logis
      Kebenaran Allah yang mutlak menjamin keserasian hikmat dan pengetahuannya
      Penulis-penulis PB umumnya sadar bahwa kehendak Allah bersifat menguasai dan mengikat
      Kehendak Allah itulah yang menguasai saat yang paling gelap yang dialami Yesus. Dengan latar belakang inilah permohonan “ jadilah kehendakmu” dalam doa “ bapa kami” memperoleh makna ( mat 6:10)
      Melakukan kehendak Bapa adalah tanda menjadi anggota keluarga Allah (mat 12:50)
      Hidup bagi kristen adalah hidup menurut kehendak Allah (ibr 10:36)
      Kehendak Allah bukanlah demikian: bahwa tidak menjadi soal apakah manusia mengukitinya atau tidak
      Bahkan usaha-usaha untuk mencapai kedewasaan rohani dilakukan bila kehendak Allah mengizinkan (ibr 6:3)
      Yang menjadi masalah  ialah kehendak manusia harus  sejalan dengan kehendak Allah
      Banyak  kebingungan muncul sehubungan dengan adanya anggapan umumnya yang mengatakan bahwa semua penderitaan harus dihindari
      Pengertian bahwa Allah dapat menggunakan penderitaan tidaklah terjadi dengan sendirinya
      Tetapi pendekataan PB terhadap penderitaan ialah dengan menempatkan penderitaan itu secara terus-menerus sebagai bagian dari maksud Allah
      Dalam PB tidak terlihatnya adanya kesan bahwa Allah dianggap kurang bijaksana atau kurang baik karena penderitaan juga hadir dalam kehidupan orang-orang kristen
      Kita lihat bahwa inti dari karya penebusan Allah adalah penderitaan kristus, dan itu merupakan contoh penderitaan yang paling hebat; karena itu kita tidak dapat  berpendapat bahwa tiidak ada tempat bagi penderitaan didalam rencana Allah
      Kristus harus menderita, demikian juga orang-orang kristen dalam kehidupannya tidak terlepas  dari penderitaan
      PB menjawab semua masalah intelektual yang muncul karena Allah mengizinkan manusia menderita, tetapi PB memampukan orang-orang kristen menghadapi penderitaan dan kesengsaraan  tanpa kehilangan keyakinan akan kesempurnaan hikmat Allah
      3.3 Kekudusan Allah (hlm 77-78)
      Sifat Allah yang paling khas dalam Plialah kekudusan-Nya
      Kekudusan inilah yang secara merintangi pendekatan manusia kepada Allah, karena manusia menyadari ketidakkudusannya sendiri dihadapan Allah
      Keyakinan bahwa Allah adalah kudus merupakan unsur penting  dalam uraian PB mengenai keselamatan
      Kekudusan Allah merupakan ciri yang menonjol dalam PL, bukan hanya uraian mengenai upacara-upacara dalam kitab imamat, tetapi juga dalam pernyataan-pernyataan para nabi.
      3.4 Keberanian dan keadilan Allah (hlm. 78-83)
      Dalam PL “kebenaran Allah” itu tidak hanya berarti bahwa Allah selalu bertindak  dengan cara yang benar secara moral tetapi “ kebenaran Allah” ini juga mencakup kenyataan bahwa Allah bertindak demi kepentingan umat-Nya pada waktu mereka ditindas secara tidak adil
      Keadilan Allah adalah hal yang sangat penting apabila kita mengingat akan penghakiman Allah. Allah akan adil secara mutlak harus menghakimi dengan keadilan yang mutlak pula ( rm 2:5)
      Suatu segi yang penting dari kebenaran dan keadilan Allah adakah murka-Nya
      Paulus berbicara tentang murka Allah yang telah dinyatakan (apokaluptetai) dengan cara yang persis sama seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa kebenaran Allah telah dinyatakan
      Murka Allah bukanlah  suatu luapan kemarahan yang sama seperti kemarahan manusia, yaitu suatu luapan nafsu yang tak terkendali (hal itu merupakan suatu konsep yang irasional), tetapi itu merupakan penolakan dari kekudusan yang mutlak terhadap semua yang tidak kudus
      Konsep tentang murka diperlukan untuk menjaga kemurnian kasih ilahi
      Dalam kitab wakyu tema mengenai murka Allah diberikan tempat khusus yaitu dalam suasana penghakiman terakhir
      Namun, hal yang khusus dari kitab wahyu ialah bahwa penjelasan tentang murka tersebut sebagai murka anak domba; jelas hal ini menghubungkan murka itu dengan salib dan menempatkan perwujudannya dalam sejarah
      Tidaklah mengherankan bahwa penulis ibrani menggambarkan Allah sebagai”api yang menghanguskan” (ibr 12:29) dan juga berbicara tentang “kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dasyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka (ibr 10:27)
3.5 Kasih dan Anugrah Allah (hlm 83-89)
      Keyakinan bahwa Allah adalah Allah yang pengasih merupakan keyakinan yang mendasari semua bagian PB
      Keyakinan ini mempunyai dasar yang kuat dalam PL dan dalam tulisan-tulisan Yahudi, tetapi dalam PB hal ini diperjelas dan mempunyai peranan yang lebih menonjol
      Diantara kitab-kitab injil, gagasan ini tampak lebih jelas dalam injil Yohanes dari pada dalam kitab- kitab injil sinoptik
      Dalam kitab-kitab injil sinoptik, kasih Allah lebih dipandang sebagai hal yang sudah diterima daripada sebagai hal yang perlu diuraikan
      Dalam ajaran yesus sangat penting bahwa hal yang paling diinginkan manusia adalah kasih Allah (yoh 14:21,23)
      Segi yang terpenting dalam pernyataan bahwa kasih Allah akan dunia ini begitu besar sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya (yoh3:16), bukanlah bahwa Allah mengasihi, tetapi bahwa ia mengasihi dengan begitu menyeluruh
      Ada dua aspek lain mengenai Allah yang mempunyai hubungan yang erat dengan kasih sehingga tepatlah bila kedua aspek itu juga dipikirkan bersama-sama dengan kasih:
  1. Pemahaman bahwa Allah adalah Allah anugarah ( kharis yang diterjemahkan dalam TB dengan ungkapan: “kasih karunia”)
      Anugrah Allah menyangkut hakikat diri-Nya, kasih-Nya mempunyai sifat yang memberi dengan tidak habis-habisnya
      Dalam surat ibrani takhta Allah digambarkan sebagai takhta kasih karunia (ibr 4:16), karena itu merupakan ciri dari segala kegiatan Allah sebagai raja yang agung
2. Yang mempunyai hubungan yang erat dengan kasih adalah eleos Allah, suatu istilah bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘rahmat’, ‘belas kasihan’, atau kemurahan
      Belas kasihan-Nya merupakan suatu kenyataan yang begitu jelas apabila kita mengingat akan penghakiman Allah
      Allah harus menghukum apa yang salah karena ia sendiri adil, namun ia menaruh belas kasihan kepada mereka yang sepatutnya dihukum, karena selain mempunyai sifat adil Ia juga mempunyai sifat belas kasihan
3.6 Kebaikan dan kesetiaan Allah (hlm 90-92)
      Kebaikan Allah berhubungan erat dengan kekudusan Allah secara moral
      Pernyataan ‘hanya satu yang baik’ , yaitu Allah menjelaskan bahwa sifat Allah itulah yang merupakan patokan yang harus menentukan semua pemahaman manusia tentang kebaikan
      Gagasan kesetian Allah ini juga terdapat dalam tulisan-tulisan PB yang lain tetapi tidak menonjol
       dalam ibrani 10:23, kesetian Allah yang tetap menjadi dasar untuk menghimbau para pembaca agar teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan mereka
      Damai sejahtera digambarkan sebagai sikapAllah juga sebagai sifat keadaan yang diberikan-Nya. Damai sejahtera tidak dapat diberikan “dari Allah” kecuali itu merupakan salah satu sifatNya yang hakiki
      Teologi PB mengajarkan bahwa Allah damai sejahtera ada ditengah-tengah alam semesta dan dibelakang semua peristiwa kehidupan manusia yang bergolak
3.7 Keunikan Allah (hlm 92-95)
      PB menerima bahwa Allah yang telah menyatakan diriNya pada masa lampau, adalah pribadi yang sama yang sekarang yang menyatakan diri-Nya didalam Yesus Kristus
       dalam hubungan ini penting untuk membedakan antara sifat penyataan Allah yang ditunjukkan dalam sejarah, dalam peristiwa-peristiwa dimana pun, dengan sifat-sifat hakiki Allah yang dinyatakan
      Sifat Allah yang unik lainnya adalah tidak terlihat
      Pernyataan Yohanes yang mengatakan “ tidak seorangpun yang pernah melihat Allah (yoh 1:18) sangat sesuai dengan konsepsi PL
      Sifat tidak terlihat ini adalah salah satu dasar dari sifat penyataan misi yesus
      Didalam pemikiran PB tidak mungkin ada gagasan tentang kematian Allah. Allah yang tidak dapat berubah tentulah Allah yang kekal. Tetaplah bila Allah digambarkan  sebagai Allah yang abadi (rm 16:26)
      3.8 Keesaan Allah (hlm 95-99)
      Tujuan kita pada bagian ini adalah untuk mengumpulkan bukti utama PB tentang Tritunggal dan kemudian menilai maknanya
      Faktor yang baru sama sekali baru diperkenalkan bersama dengan munculnya injil kristen, yang menyebabkan pendekatan monoteis berkembang dan akhirnya menuju pada doktrin mengenai tritunggal
      Dalam memberikan perhatian kepada Tritunggal pada taraf mula-mula dari penelaahan kita mengenai pemikiran  PB, tidak dapat dielakkan bahwa kita niscaya menyinggung pembebasan dibawah mengenai keilahian Kristus dan mengenai pribadi dan aktivitas Roh Kudus.
      Bapa yang mengutus  Roh Kudus  dalam nama Anak.
      Sesungguhnya, Anak juga mengutus Roh Kudus yang berasal dari Bapa
      Ketiga oknum terlibat dalam pernyataan kebenaran kepada manusia. Tak dapat disangkal bahwa kontribusi ayat-ayat ini bagi kesaksian PB yang berkenaan dengan Tritunggal, adalah unik, lain dari pada yang lain.

Comments

  1. Shema dalam huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "

    Dibaca menurut peraturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "
    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 dikutip oleh Yeshua ( nama Ibrani Yesus tertulis ישוע ) di Injil Markus 10 : 27 🕎✡️🐟✝️🕊️📖🇮🇱

    ReplyDelete

Post a Comment