KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas
karuniaTuhan yang masih menyertai penulis sampai saat ini.Karya tulis ini
bermaksud untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Formasi Pertumbuhan Rohani .Adapun
karya ini berjudul pengertian Pertumbuhan Rohani menurut para ahli . Oleh
karena itu,marilah mahasiswa mampu memahami isi bahan ini dan dapat
mengaplikasinya.
Harapan penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.Jika ada kesalahan
dan kekurangan, penulis menerima saran dan kritik terhadap makalah ini.
Tarutung,
30 september 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………………………………
Daftar isi ………………………………………………………………………………….
Bab 1
Pendahuluan……………………………………………………………………………… 2
1.
Latar belakang …………………………………………………………………….2
2.
Rumusan masalah …………………………………………………………………2
3.
Tujuan ……………………………………………………………………………..3
Bab II
Pertumbuhan Rohani (iman )………………………………………………………………4
1.
Pengertian pertumbuhan Rohani ( iman ) …………………………………………4
2.
Dasar dasar pertumbuhan Rohani (iman )………………………………………….6
3.
Pertumbuhan Rohani menurut Alkitab …………………………………………….7
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latarbelakang
Makalah ini adalah suatu karya untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang menjadi bentuk keterikatan atau hubungan dari pengertian Kelompok Sel dalam ruang lingkup Pertumbuhan rohani (iman ). Kelompok Sel dan Pertumbuhan rohani ( iman ) itu memiliki suatu keterkaitan yang begitu erat dalam mengembangkan kerja sama di dalam gereja sehingga gereja mengalami pertumbuhan iman yang baik .
Makalah ini adalah suatu karya untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang menjadi bentuk keterikatan atau hubungan dari pengertian Kelompok Sel dalam ruang lingkup Pertumbuhan rohani (iman ). Kelompok Sel dan Pertumbuhan rohani ( iman ) itu memiliki suatu keterkaitan yang begitu erat dalam mengembangkan kerja sama di dalam gereja sehingga gereja mengalami pertumbuhan iman yang baik .
Dalam
arti luas pengertian kelompok sel adalah sebagai berikut : Sebuah Kelompok Sel
pertama kali harus diawali dengan melayani Tuhan, berdoa dan berada dalam
sebuah kesatuan. Tuhan akan memimpin seperti yang kita minta padaNya. Sistem kelompok sel yang pertama ditemukan
dalam Perjanjian Baru dan hal itu dimulai, diinspirasi dan dipimpin oleh Roh
Kudus. Tuhan Yesus Kristus sebagai kepalanya (Efesus 1:20-23). Kelompok Sel merupakan
sistem informal yang secara keseluruhan dipimpin oleh Roh Kudus.Sistem ini
bukan merupakan sebuah metode, teknik atau taktik tetapi lebih merupakan sebuah
sistem yang terbuka di mana Tuhan Yesus Kristus dapat berkarya secara bebas
dengan kekuatan Roh Kudus untuk membangun karyaNya yang hebat, dalam segala hal
terhadap umatNya. Gereja
adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah berdasarkan
kasih Kristus. Di dalam persekutuan tersebut hidup anggota-anggota tubuh
Kristus yang bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam
kebenaran firman Allah. Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan
yang sifatnya duniawi tetapi gerak kehidupan dinamis dan memiliki dimensi
kekekalan. Tujuan kehidupan yang dibangun di dalam persekutuan tersebut adalah
memuliakan Nama Tuhan Yesus sebagai ucapan syukur atas anugerah kehidupan dan
keselamatan.
Sebagaimana
kehidupan tanaman memerlukan pertumbuhan secara alami, maka gereja pun
memerlukan pertumbuhan yang berlangsung secara sehat dan alamiah. Misalnya,
suatu tumbuhun dapat bertumbuh dengan baik bila terdapat ketersediaan media dan
sari makanan yang cukup. Demikian pula gereja dapat bertumbuh dengan baik bila
kehidupan orang-orang percaya di dalamnya memiliki kehidupan dan memaknai dan
menghayati kebenaran firman Allah sebagai makanan rohani bagi pertumbuhan
tersebut. Demikian pula pertumbuhan gereja tidak dapat didasarkan pada karya
tangan manusia. Megahnya sebuah gedung ibadah, peralatan musik, dan meriahnya
suasana perkumpulan bukan sebuah indikator utama dalam sebuah pertumbuhan
gereja lokal.
B.
Rumusan Masalah
Apa yang menyebabakan adanya perbedaan
perndapat antara para ahli tentang pengertian pertumbuhan Rohani ?
C.
Tujuan
Tujuan peneliti dalam pembuatan makalah ini yakni dilakukan untuk :
1. Mendeskripsikan dasar Pertumbuhan Gereja.
2. Mendeskripsikan demensi dari Pertumbuhan Gereja.
3. Mendeskripsikan peran Kelompok Sel.
Tujuan peneliti dalam pembuatan makalah ini yakni dilakukan untuk :
1. Mendeskripsikan dasar Pertumbuhan Gereja.
2. Mendeskripsikan demensi dari Pertumbuhan Gereja.
3. Mendeskripsikan peran Kelompok Sel.
BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN
ROHANI (IMAN)
1) Pengertian Pertumbuhan dan Iman
Kata pertumbuhan berasal dari kata
‘tumbuh’ yang artinya ‘hidup’ dan ‘bertumbuh sempurna’. Pertumbuhan juga diartikan untuk menyatakan
sesuatu keadaan kemajuan. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, kata pertumbuhan berasal dari kata ‘tumbuh’ yang artinya
‘bertunas, menjadi tanaman baru, beranjak dewasa, menjadi tumbuh besar.’[1][1]
Secara etimologi Iman (bahasa Yunani: πίστιν– pisti) adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai
“percaya” (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan
(kata benda).[2][2]
Arti kata ‘Iman’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kepercayaan terhadap
Tuhan.[3][3]
Seseorang yang memiliki ketetapan hati dalam kepercayaan kepada Allah. Iman
kepada Allah berarti iman kepada FirmanNya[4][4]
kata Iman (Faith) memiliki arti
sebagai suatu kebenaran yang objektif, yang diwahyukan yang dipercaya (Fides qual) atau penyerahan diri secara pribadi kepada Allah (Fidesque)[5][5].
Pengertian iman dalam Perjanjian
Lama, yakni: Perkataan ‘iman’ dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Ibrani
‘aman’ yang dapat diterjemahkan
dengan ‘firmness’ atau keteguhan, kekokohan
dan ketetapan.[6][6]
Dalam Perjanjian Baru, perkataan yang dipergunakan
menerangkan ‘iman’ atau ‘kepercayaan’ adalah ‘pistis’ (bahasa Yunani), berasal dari kata Pisteno, yang artinya ‘saya percaya’
atau ‘saya mempercayai’[7][7]
Iman adalah dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dasar
keyakinan ini adalah Firman Allah (Ibrani 11:1). Dalam Ibrani 11:1 dikatakan: “Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat”. Iman mengandung unsur ilahi dan kemanusiaan. Iman adalah
karunia Allah dan juga tindakan manusia. Dasar iman adalah Firman Allah (Roma
4: 20-21). Tujuan iman adalah iman kepada Yesus Kristus. Iman yang
menyelamatkan adalah iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Menurut Arthurpink sebagaimana dikutip Wofford, “iman adalah dimana
ketaatan adalah bunga dan buah yang indah yang terjadi jika iman itu telah
dinyatakan dalam kenyataan.”[8][8]
Menurut
Andrew iman adalah: “Kepastian bahwa apa yang dikatakan Allah itu benar. Apabila Allah menyatakan bahwa sesuatu akan
terjadi, iman itu bersukacita walaupun tidak melihat tanda-tanda apapun
mengenai hal itu. Bagi iman semuanya
sama-sama pasti. Iman selalu hanya
menurut pada apa yang telah dikatakan Allah serta bersandar pada kuasa dan
kesetiaanNya untuk menggenapi firmanNya.[9][9]
Pengertian
Iman menurut Thomas H. Groome,
“Iman sebagai yang utama, maksudnya disini adalah iman merupakan inti manusia
yang mendasar, disposisi fundamental dan membentuk segala sesuatu yang datang
setelah iman.”
Definisi
Iman menurut Ichwei G. Indra, “dalam Ibr. 11:1 ada dua hal tentang iman, yakni
pertama iman adalah ‘dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Kedua iman
adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”[10][10]
Thomas
H. Groome, dalam Daniel Nuhamara mengklaim bahwa, iman Kristen sebagai suatu
pengalaman yang nyata mempunyai tiga dimensi yang esensial, yakni:1). Suatu
keyakinan / kepercayaan; 2). Suatu hubungan memercayakan diri; 3).Suatu
kehidupan yang dijalani dalam kasih agape.[11][11]
1. Iman sebagai kepercayaan (Believing)
Iman
Kristen lebih dari sekedar kepercayaan, walaupun demikian harus dikatakan bahwa
iman Kristen mempunyai dimensi kepercayaan apabila ia mendapatkan perwujudannya
dalam kehidupan manusia. Aktivitas dari iman Kristen menghendaki agar
didalamnya ada suatu keyakinan dan percaya tentang kebenaran-kebenaran yang
diakui sebagai esensi dalam iman kristiani. Dimensi iman sebagai kepercayaan
tertuju pada dimensi kognitif.
2. Iman sebagai keyakinan (Trusting)
Dimensi
iman sebagai keyakinan tertuju pada dimensi afektif yaitu mengambil mengambil
bentuk dalam hubungan memercayakan diri, serta yakin akan Allah yang pribadi,
yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus.
3. Iman sebagai tindakan (Doing)
Iman
Kristen sebagai suatu respons terhadap kerajaan Allah dalam Yesus Kristus,
harus mencakup pelaksanaan kehendak Allah. Dimensi tindakan ini memperoleh
perwujudan dalam kehidupan yang dijalani dalam kasih agape, yakni mengasahi
Allah dengan jalan mengasihi sesama manusia.
2) Dasar – Dasar Pertumbuhan Iman
Yang dimaksud dengan ‘dasar-dasar
iman’ disini adalah cara-cara yang dapat
menumbuhkan / menguatkan iman. Menurut Ichwei G. Indra, dalam Alkitab
sedikitnya terdapat 7 cara yang dapat menguatkan iman[12][12], yakni:.
1. Ucapan syukur kepada Allah (Mzm
50:23)
Salah
satu cara untuk dapat menguatkan iman adalah dengan menaikkan pujian dan
menyampaikan ucapan syukur kepada Allah.
2. Mengakui Dosa Kepada Allah
(Mzm.32:3, 5)
Ketika
Daud memberitahukan dosa dan salahnya kepada Allah, ia bukan hanya beroleh
pengampunan dosa, tetapi imannya juga dikuatkan.
3. Berdoa Kepada Allah (Yes.40:31)
Berdoa
adalah hal yang paling penting, apalagi saat menantikan Tuhan dengan tenang dan
teratur didalam doa. Tanpa berdoa, iman tidak akan ada.
4. Berpegang pada Firman Allah (Roma
10:17)
Iman
timbul dari pendengaran, jika menginginkan iman tumbuh dan dikuatkan,
renungkanlah dan berpeganglah selalu pada Firman Allah.
5. Gunakanlah Iman (Mat.25:29)
Iman
harus digunakan, maka kehidupan akan berkemenangan setiap hari.
6. Saksikanlah Iman (Rm.10:10)
Maksudnya
adalah kesaksian tentang apa yang telah dilakukan Allah.
7. Layanilah dengan Iman (Yak.2L:17)
Bekerja
terus dan melayani Tuhan dan sesama dengan bersandar kepada pimpinan Roh kudus
yang senantiasa memberikan kekuatan iman.
Pertumbuhan Iman Menurut Alkitab
Pertumbuhan iman adalah suatu proses
dimana seseorang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (Yohanes
1:12), diberi kuasa jadi anak Allah, lalu rindu mendengar, menerima dan
memahami kebenaran Firman Allah dalam hidupnya setiap hari (1 Korintus 10:17),
selanjutnya di dalam diri orang tersebut, kebenaran Firman Tuhan mengakar dan
bertumbuh hingga dapat menghasilkan buah yang sesuai dengan kehendak Allah
(Matius 3:8). Nacy Poyah mengatakan dalam bukunya bahwa: “Hidup di dalam iman
kepada Kristus bagaikan tunas yang baru, terus bertumbuh dan berbuah. Bertumbuh
dalam pengenalan yang benar akan Allah, sehingga hidup umat berkenan kepada
Allah dalam segala hal dan terus mengarah kepada Kristus (Efesus 4:13-16). Berbuah
dalam kesaksian hidup yang baik, untuk memuliakan namaNya (Yohanes 15:7; Efesus
2:10)”.[13][13]
1. Iman timbul karena seseorang
mendengar Firman Kristus
2. Iman timbul dari Berita Injil:
Hanya,
hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang
aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh
berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari
Berita Injil, (Filp 1:27).
Bagaimana iman dapat tumbuh, sebagai contohnya dapat dilihat
pada kisah seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Mark. 5:25-29) Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak
ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah
mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang
dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan
sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa
badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Kalimat “Dia sudah mendengar berita-berita tentang
Yesus,” menjelaskan darimana iman perempuan itu mulai tumbuh.
Kabar-kabar yang dia dengar dari banyak orang bahwa Yesus menyembuhkan semua
orang dan semua penyakit membuat perempuan malang itu memiliki harapan baru dan
keyakinan baru bahwa penyakitnya pasti dapat sembuh asalkan dia ketemu Yesus
Kristus, bahkan dia berkata dalam hati “Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan
sembuh.” (ayat 28).
Dalam buku Pendidikan Agama Kristen ‘Hidup dalam
Anugrah-Nya’ dirangkum beberapa cara untuk menumbuhkan iman agar dapat terus
hidup dalam Yesus Kristus dan bahkan berbuah sesuai dengan yang diharapkan-Nya,
yakni sebagai berikut:
1. Berdoa
Martin
Luther menyebut doa adalah nafas hidup orang percaya. Dalam doa dapat
menyampaikan pengakuan akan kuasa dan kemuliaan serta kekudusan Tuhan,
pergumulan sebagai orang beriman, dan juga memohon pengampunan dosa kepadaNya.
2.
Membaca
Firman Tuhan.
Manusia mengenal Allah yang menyatakan diriNya dalam
sejarah keselamatan melalui Firman dan karyaNya. KaryaNya dinyatakan melalui
para nabi dan utusannya, dan dikumpulkan dalam Alkitab. Membaca Alkitab adalah
upaya dalam mengenal Allah, menggali yang kehendak Allah.
3. Beribadah. Ibadah adalah pengabdian
hidup dan pelayanan terhadap Tuhan dan sesama. Ibadah adalah aktivitas hidup
beriman. Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Tuhan.[14][14]
Fowler dalam Thomas H. Groome, mengindikasikan bahwa ada
enam tahap yang berbeda yang dapat dikenali dan dilihat dalam kemampuan beriman
manusia yang berkembang, dimana setiap tahap memiliki strukturnya sendiri,
setiap tahapan saling berhubungan secara hierarki dan berurutan.
Adapun keenam tahapan tersebut adalah sebagai berikut:”[15][15]
1. Tahapan Pertama: Iman intuitif
(Proyektif)
Tahapan dimana iman seseorang kira-kira dari usia empat
sampai delapan tahun, iman kepercayaan dibentuk secara intuitif dan dengan cara
meniru suasana hati, contoh dan tindakan – tindakan iman orang-orang lain yang
dapat dilihat, terutama orang tua.
2. Tahapan Kedua: Mitis / Harfiah
Tahapan ini terjadi kira-kira antara usia tujuh atau delapan
sampai sebelas atau dua belas tahun. Tahapan ini adalah tahapan iman afiliatif
dimana seseorang datang dengan lebih sadar untuk bergabung dan menjadi anggota
komunikasi iman.
3. Tahapan ketiga: Sintetis /
Konvensional
Tahapan ini biasanya mulai pada usia 11 atau 12 tahun, bisa
bertahan secara permanen. Pada tahap ketiga, iman menafsirkan, menghubungkan
diri dengan dan membuat makna keluar dari kehidupan sesuai dengan petunjuk.
Tahapan ini adalah tahapan konvensional atau bersifat menyesuaikan diri.
4. Tahapan keempat: Individual / Reflektif
Tahapan ini muncul hanya pada usia 35 sampai 40 tahun, dan
banyak orang dewasa tidak pernah mencapai tahap ini. Tahapan ini adalah
kemampuan baru untuk berdiri sendiri, dan kelompok miliknya dipilih berdasarkan
refleksi dan bukan hanya diterima.
5. Tahapan kelima: Iman Konjungtif
Kegiatan iman pada tahap ini jarang muncul sebelum setengah
baya. Iman pada tahap kelima melibatkan pemakaian kembali pola-pola komitmen
dan cara-cara membuat masa lampau, hal tersebut adalah untuk memperoleh kembali
kebenaran-kebenaran lama dengan cara yang baru.
6. Tahapan keenam: Iman yang Mengacu
Pada Universalitas
Orang yang berada pada tahapan keenam ini tinggal di dunia
sebagai orang yang hadir untuk mengubah (transform).
Pada tahap keenam, diri sendiri “Menggunakan dan digunakan untuk mengubah
realitas masa kini ke arah keadaan yang sebenarnya yang transenden.
Dalam istilah spiritual, tahap keenam adalah keadaan
penyatuan yang paling sempurna dengan Allah yang dapat dilakukan dalam
kekekalan.
Melalui pemberitaan dan pengajaran firman Tuhan yang
disampaikan dalam persekutuan yang beribadah, pengetahuan yang benar tentang anak
Allah semakin mendalam, dan berkat kuasa Roh Kudus iman jemaat semakin
bertumbuh. Dalam kitab Roma 10:17
dikatakan: “Jadi, iman timbul dari
pendengaran, pendengaran oleh firman Tuhan.”
Kolose 2:6-7 adalah nasehat agar berakar dalam Kristus,
bertambah teguh, jangan goyah, bertumbuh dengan baik. Berikut ini adalah
tahapan iman yang bertumbuh, yakni:
1. Iman yang berpengalaman (experience)
Selama
percaya dan berdoa, dia memiliki pengalaman yang baru.
2. Iman yang memiliki kepribadian (personal)
Orang
percaya yang dewasa, adalah orang yang menjadi hamba Yesus Kristus dikuasai
olehNya dan kepribadiannya seperti kepribadian Yesus.
3. Iman Komunitas (community)
Orang
beriman tidak hidup sendiri, tetapi hidup serasi dalam kehidupan iman.
4. Iman yang dimiliki (owned)
Iman
yang bisa mengorbankan diri dan menyerahkan diri untuk orang lain. Kehidupan
yang berkoban yang mencapai tahap pelayanan.
5. Iman Internasional (world)
Orang
yang memiliki iman seperti ini adalah orang yang mengkhawatirkan dunia dengan
imannya.[16][16]
Robert J. Keeley, [17][17]memaparkan program
yang menolong orang dewasa menemukan cara untuk terhubung dengan anak-anak
secara sistematis akan bermanfaat dan tidak bertentangan dengan bimbingan
pribadi..
1. Mengenal Firman Tuhan
Salah
satu hal yang mengagumkan tentang Alkitab adalah seseorang dapat membaca Firman
Tuhan, dan tanpa bantuan orang lain, menemukan siapa Tuhan dan mengenal Yesus
Kristus sebagai juruselamat. Alkitab adalah kitab yang begitu kaya dan menakjubkan
sehingga kita dapat selalu belajar darinya dan makin mengenal Tuhan dan diri
sendiri. Penggunaan tafsiran, penelitian, kajian arkeologis, dan buku sejarah
akan menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan menyeluruh mengenai waktu dan
tempat dari setiap kisah yang ditulis.
Melalui Alkitab dapat belajar melihat orang-orang dan kisah-kisah
tersebut sebagai orang-orang riil dan pengalaman mereka sebagai pengalaman
riil. Pemahaman ini merupakan bagian penting dari persiapan untuk melayani
anak-anak, karena jika ingin menghdirkan Firman Tuhan sebagai dokumen yang
hidup dan memberi hidup kepada anak-anak, kita perlu mengenal kebenaran itu.
2. Mengenal Anak-anak
Untuk melayani anak-anak, terlebih dahulu harus memahami
mereka, kebutuhan khusus mereka, dan kemampuan mereka, kita dapat belajar
tentang anak-anak dalam Alkitab. Ada sejumlah perikop dimana anak-anak
memainkan peran dan perikop lainnya ketika Yesus berbicara tentang anak-anak.
Namun, Alkitab tidak ditulis sebagai buku pelajaran mengenai perkembangan anak,
jadi perlu memperhatikan pendapat psikolog dan pakar pendidikan mengenai
anak-anak. Banyak hal mengenai cara belajar dan cara berpikir anak telah
ditulis. Teori perkembangan kognitif menjelaskan bahwa kemampuan anak untuk
berpikir terus bertumbuh dan berubah seiring dengan pertambahan usia. Kita juga
perlu memahami bagaimana anak-anak berubah secara emosional, sosial dan moral
sementara mereka bertumbuh menjadi dewasa.
Robert J. Keeley menguraikan enam prinsip dalam pelayanan
kepada anak-anak, antara lain:
1. Iman anak-anak perlu dipupuk melalui
seluruh komunitas iman, bukan hanya melalui orang tua si anak.
2. Anak-anak perlu menjadi bagian dari
seluruh kehidupan berjemaat yang utuh.
3. Anak-anak perlu tahu bahwa Tuhan itu
misterius
4. Kisah-kisah dalam Alkitab adalah
kunci untuk menolong anak-anak mengenal Tuhan, dan mengenal diri mereka
sebagaimana adanya.
5. Iman dan perkembangan moral sama
penting, tetapi keduanya tidak sama.
Bertumbuh dalam iman adalah tujuan setiap orang percaya,
bertumbuh dalam iman adalah kehendak Allah dalam hidup orang percaya. Namun
sering sekali iman kita tidak dapat bertumbuh dengan baik dan benar karena ada
hambatan atau rintangan yang menghalangi. Berikut akan diuraikan aspek-aspek
penghambat dalam pertumbuhan iman, yakni:
1. Dosa
Menurut Charles Ryrie, defenisi dosa tidak mencapai sasaran,
kebejatan, pemberontakan, kesalahan, memilih jalan yang tidak benar,
penyimpangan terhadap hukum dan kesenjangan meninggalkan jalan yang benar.[19][19]
2. Tidak memiliki persekutuan dengan
Tuhan
3. Tidak percaya kepada Firman Allah.
4. Hidup dalam daging
Orang Kristen duniawi mengikuti
keinginan daging (Gal.5:19-21). Menurut Charles Ryrie cara orang Kristen
duniawi merusak empat hal dalam hidup orang percaya, yaitu: 1). Persekutuanl;
2). Sukacita; 3). Cara hidup; 4).Dosa-dosa mengakibatkan kurangnya kepercayaan
dalam doa.[20][20]
[6].F.C. Grand dan H.H. Rawley, Dictionary Of The Bible, Edisi II, (Original Editor : James Hastings) T dan T
Clark and Charles Scribner).
[13]. Nacy Poyah dan Bentty Simanjuntak, Bahan PA Mengenai Allah, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2004), h. 30
[14] Kelompok Kerja PAK-PGI, Pendidikan Agama Kristen untuk Kelas 8 SMP,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), h.41
[17].
Robert J. Keeley, Menjadikan Anak-Anak Kita
Bertumbuh Dalam Iman, (Yogyakarta:
Andi, 2009), h. 9
[18][18] Robert J. Keeley, Menjadikan Anak-Anak Kita Bertumbuh Dalam Iman, (Yogyakarta: Andi, 2009),, h.13
Comments
Post a Comment