Defenisi Remaja Menurut Hukum

 

          

1.         Defenisi Remaja Menurut Hukum

       Konsep tentang remaja bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan bersal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti anntropologi, sosiologi, psikologi, dan paedagoi. Tidak mengherankan kalau dalam berbagai undang-undang yang ada di berbagai negara di dunia tidak di kenal istilah remaja. Di Indonesia sendiri konsep remaja tidak di kenal dalam sebagian undang-undang yang berlaku. Hukum Indonesia hanya mengenal anak-anak dan dewasa, walaupun batasan yang diberikan untuk itupun bermaca-macam. Hukum perdata, misalnya, memberikan batas usia 21 tahun (atau kurang dari itu asalkan sudah menikah) untuk menyataan kedewasaan seseorang (pasal 330 KUH perdata). Hukum pidana memberi batasan 16 tahun sebagai usia dewasa (pasal 45, 47 KUHP). Anak-anak yang berusia kurang dari 16 tahun masih menjadi tanggung jawab orang tuanya kalau ia melanggar hukum pidana.

       Tampaknya hanya Undang-undang Perkawinan saja yang mengenal konsep remaja walaupun secara tidak terbuka. Usia minimal untuk perkawinan menurut Undang-undang tersebut adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria. Tampakalah disini bahwa walaupun Undang-undang tidak menganggap mereka yang di atas usia 16 tahun (untuk wanita) atau 19 tahun( untuk laki-laki) sebagai bukan anak-anak lagi, tetapi mereka juga belum dapat dianggap sebagai dewasa penuh, sehingga masih di perlukan izin orang tua untuk mengawinkan mereka. Waktu  antara 16/19 tahun sampai 21 tahun inilah yang dapat disejajarkan dengan pengertian-pengertian remaja dalam ilmu-ilmu sosial yang lain.

2.         Remaja ditinjau dari sudut Perkembangan Fisik

Dalam ilmu kedokeran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu  faal) remaja dikenal sebagai suatu thap perkembangan fisik, yatu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umunya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat-alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna. Masa pubertas (atau disebut juga masa puber) seperti sudah disebutkan di atas berawal dari haid dan mimpi basah yang pertama. Tetapi, pada usia berapa persisnya masa puber ini dimulai sulit ditetapkan, oleh karena cepat lambatnya haid atau mimpi basah sangat tergantung pada kondisi tubuh masing-masing individu.

3.         Batasan Remaja Menurut WHO

Pada 1974, WHO meberikan defenisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan 3 kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap defenis tersebut berbunyi sebagai berikut: remaja adalah

1.         Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya samapai saat ia mencapai kematangan seksual.

2.         Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa

3.         Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, 1980:9).

4.         Defenisi Sosial-Psikologis

Csikszentimihalyi dan Larson mengatakan bahwa pincak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy  kekondisi negentropy. Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), namum isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi  secara maksimal. Entropy secara psikologis jadinya berarti isi kesadaran masih saling bertantangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kapasitas kerjanya dan menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan. Kondisi entropy ini selama masa remaja secara berttahap di susun, diarahkan, distrukturkan kembali sehngga lambat laun menjadi kondisi negatif entropy atau negentropy.

Kondisi negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengeahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain dan pengetahuan jelas hubungannya dengan perasaan atau sikap.

5.         Defenisi Remaja Untuk Masyarakat Indenesia

Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan menetapkan defenisi remaja secara umum. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat, dan tingkatan sosal ekonomi maupun pendidikan. Dengan perkataan lain, tidak ada profil remsja Indonesia yang seragam yang berlaku secara nasional. Istilah yang biasanya dipakai dalam percakapan  psikologi perkembangan adalah “adolescence” yang dimulai kira-kira pada usia 12 tahun – 18 tahun. Untuk masa adolescence ini dibagi lagi menjadi remaja awal (early adolescence:12-15 tahun) dan remaja madya (middle adolescence:16-18 tahun). Oleh karena pada umumnya yang berusia 12-15 tahun itu berada pada sekolah menengah pertama, disebut juga junior higher dan pelayanan kepada mereka disebut junior high ministry. Sedangkan mereka yang berusia 15-18 tahun biasanya disebut senior higher. Ada empat siginifkansi khusus dari pelayanan gereja terhadap remaja menurut Wayne Rice:

1.         Masa remaja adalah masa transisi

Masa remaja adalah masa yang amat meresahkan (unsettling) di dalam kehidupan seseorang pada masa pubertas, seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik maupun perubahan – perubahan yang lain dari masa kanak-kanak menjuj ke masa dewasa. Selama masa ini terjadi banyak gejolak dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, seorang remaja begituh mudahnya berubah dalam waktu yang singkat, tiba-tiba senanng atau susah, tiba-tiba bersemangat lalu tiba-tiba tidak bergairah.Kkadang-kadang ia bertingkah laku sebagai orang dewasa, tetapi tiba-tiba bisa bertingkah laku sebagai anak-anak.

       Oleh karena  itulah, bagi pengerja/pemimpin remaja harus selalu ingat bahwa apa yang tidak normal kelihatannya dalam diri remaja, justru adalah hal yang normal.  Menurut Erik Erikson, justru pada masa remajalah seorang individu melihat/menyadari diri sendiri, mempunyai masa lalu dan masa depan yang secara ekslusif merupakan dirinya sendiri. Tanpa melebih-lebihan, sebenarnya sudah banya bukti bhawa masa remaja adalah masa yang penuh dengan kesulitan yang unik yang membutuhkan banyak perhatian dari gereja-gereja untuk melayani mereka.

2.         Masa remaja adalah  masa bertanya

Pada masa ini remaja mengalami perkembangan dalam kognitifnya. Umumnnya mereka mulai mempertanyakan banyak hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Banyak mitos masa kanak-kanak yang diragukan pada waktu mereka menemukan cara-cara baru dalam memandang realitas. Seperti halnya dengan sinter klass yang mulai diragukan pada saat seseorang memasuki usia remaja, demikian pula ada banyak kepercayaan tentang Allah dan Kristus dalam Alkitab yang akan mulai diragukan.

       Dengan demikian dalam pengajaran di gereja, remaja perlu diberikan jawaban ynag sungguh dan jujur terhadap pertanyaan –pertanyaan yang muncul sebagai akibat dari pertumbuhan iman mereka.

3.         Masa remaja adalah masa keterbukaan

Salah satu keuntungan dari bekerja/melayani remaja adalah bahwa pada masa ini remaja sangat terbuka terhadap hal-hal atau ide-ide serta bimbingan.

4.         Masa remaja adalah masa mengambil keputusan

Yang penting diingat adalah bahwa remaja akan membuat sejumlah keputusan dan komitmen. Beberapa di antaranya mungkin bertahan lama. Namun, apabila keputusan mereka akan menjadi sesuatu yang berarti, keputusan tersebut haruslah merupakan akibat dari proses pemahaman dan pengujiannya sendiri.

       Yang harus disadari oleh para pemimpin remaja adalah bahwa kecenderungan adalah untuk memaksa remaja mengambil keputusan adalah tindakan yang sangat berbahaya, misalnya agar membuat komitmen untuk mengikut Yesus, supaya menjadi saksi Kristus yang baik dan semacamnya. Kita lupa bahwa bagaimana pun remaja cenderunng begitu  mudah membuat keputusan. Dalam hal ini, sebenarnnya kita perlu memberi kesempatan kepada remaja untuk menggumuli keputusan –keputusannya, walaupun boleh saja kita menanntang mereka untuk mengambil keputusan, tetapi tidak perlu memaksakan.

Masa Puberitas

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti diterangkan oleh Root , Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.

1.         Ciri-ciri masa puber

Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap dalam rentang kehidupan. Diantaranya adalah : masa puber adalah periode tumpang tindih, masa puber adalah masa periode yang singkat, masa puber dibagi dalam tahap-tahapan, masa puber merupakan fase negatif, pubertas terjadi pada berbagai usia.

2.         Kriteria pubertas

Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk mematiskan tahap ubertasa tertentu yang telah di capai adalah haid, basah malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar X dari perkembangan tulang..

3.         Sebab-sebab Pubertas

Pada saat ini diketahui bahwansekitar 5 tahun sebelum anak secara sesual menjadi matang, pengeluaran hormon-hormon seks baik pada anak laki-laki maupun anak peremuan jarang terjadi.

4.         Usia Pada Masa Puber

Antara usia 12 dan 14 peredaan antara kedua seks sangat menonjol, dengan kenyataan yang tampak bahwa lebih banyak anak perempuan yang menjadi matang daripada anak laki-laki. Terdapat buti bahwa anak laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat sekarang mencapai masa puber lebih cepat dari pada generasi yang lalu alasannya adalah kesehatan yang lebih baik perawatan kedokteran sebelum dan sesudah kelahiran yang lebih baik an gizi yang lebih baik.

5.         Pertumbuhan pesat Pubertas

Pertumbuhan pesat puertas agi anak perempuan mulai antara usia 8,5 dan 11,5 tahun dengan ratarata pada 12.5 tahun. Sejak itu tingkat pertumbuhan menurun dan berangsur-angsur berhenti anatar 17 dan 18 tahun. Bagi anak laki laki mengalami pertumbuhan pesat yang sama antara 10,5 dan 14,5 tahun mencapai puncanya anatara 14,5 dan 15,5 tahun dan kemudian diikuti oleh penurunan secara berangsur-angsur samapi 20 tahun atau 21 tahun.

6.         Perubahan tubuh pada masa puber

a.         Perubahan ukuran tubuh

b.         Perubahan proporsi tubuh

c.         Ciri-ciri seks primer

d.        Ciri-ciri seks sekunder

7.         Akibat Perubahan Pada Masa Pubertas

Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal sehingga juga mempengaruh keadaan fisik dan psikologis remaja.

a.         Akibat terhadap keadaan fisik

b.         Akibat pada sikap dan perilaku

8.         Akibat kematangan yang menyimpang

Anak puber yang kematangan menyimpang mengalami bahwa proses kematangan organ-organ seks  nya menyimpang selama 1 tahun atau lebih dari yang normal. Anak yang kematangan seksualnya lebih cepat daripada kelompok seksnya dinamakan matang lebih awal sedangkan anak yang kematangan seksualnya lebih lambat dari kelompok seksnya dinamakan matang terlambat.

9.         Sumber Keprihatinan

Banyak sekali yang menjadi keprihtinan anak remaja namun pada umunya dapat di bagi menjadi dua kategori yang utama yang pertama keprihatianan pada abnormalitas ciri-ciri fisik tertentu, kedua keprihatinan apakah ciri-ciri fisik tetentu sesuai dengan seksnya.

a.         Keprihatinan pada kenormalan

b.         Keprihatinan akan kepatuhan seks

c.         Keprihatinan akan ukuran

d.        Keprihatinan akan berat

e.         Keprihatinan akan alat kelamin

f.          Keprihatinan akan ciri-ciri seks sekunder

10. Bahaya pada masa puber

Bahaya pada masa puber pada umumnya gawat, terutama karena berakibat jangkpanjang yang bertentangan dengan tahap perkembangan yang terdahulu.

       a. bahaya fisik            

       b. bahaya psikologis: konsep diri yang kurang baik, prestasi rendah, kurangnhya     persiapan untuk menghdapi perubahan masa puber, menerima tuuh yang berubah,            menerima peran seks yang di dukung secara sosial, penyimpangan dalam pematang       an seksual.

11. ketidakbahagiaan pada masa puber

       Unsur-unsur kebahagiaan-penerimaan/dukungan, kasih sayang dan prestasi-yang dibahas secara rinci. Oleh karena itu  masih diragukan apakah setiap anak puber berbahagia atau dapat benar-benar bahagia atau agak puas dengan kehidupan dalam kondisinya yang nyata.

a. keragaman ketidakbahagiaan pada masa puber

b. keseriusan dalam ketidakbahagiaan masa puber

 

Comments