KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN

 

KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB I

A. Pendahuluan
            Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga strategi pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komponen dari strategi pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.

 

B. Rumusan Masalah

1.      Apa itu startegi Organisasi?

2.      Apa itu startegi Pengolaan?

3.      Apa itu Penyampaian

 

C. Tujuan

            Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Ny.Dr.Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.

 

 

 

 

 

 

BAB II

Pembahasan

STARTEGI ORGANISSI  

Strategi dan taktik
Pada awalnya strategi merupakan sebuah kata yang digunakan pada militer ketika sedang berperang, akan tetapi dengan berkembangnya jaman, maka istilah strategi ini sudah masuk ke dalam setiap aspek kehidupan, baik itu ekonomi, pendidikan maupun olahraga.
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah komandan perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertiannya saat ini strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah kemenangan .
Saat ini ada sebuah pencampuradukkan kata antara strategi dengan taktik. Dalam hal pengertian, taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi. Taktik ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat.

“Luck is a matter of preparation meeting opportunity ??? Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan kesempatan (Oprah Winfrey)

Strategi dan Organisasi
Dalam sebuah organisasi, pada penjelasan ini adalah HIMAPRODI, harus memiliki strategi dalam mencapai visi yang telah disepakati bersama. Perencanaan dalam menjalankan sebuah organisasi adalah hal yang harus dilakukan agar tidak adanya ketimpangan atau distorsi ketika dalam perjalanan mencapai visi yang dibangun tersebut.
Apabila kita menggunakan rumus POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) maka strategi merupakan unsur dalam Planning (Perencanaan) yang ada di dalam tahap pertama, sehingga apabila unsur ini tidak dipenuhi, maka tidak akan terpenuhi pula unsur-unsur dalam tahapan selanjutnya.

Strategi merupakan suatu kegiatan komprehensif yang menentukan petunjuk dan pengarahan yang kritis terhadap pengalokasian sumber daya untuk mencapai sasaran jangka panjang organisasi. Dalam prakteknya pilihan strategi merupakan sesuatu yang kompleks dan tugas yang berisiko. Beberapa strategi organisasi diharapkan dapat menghadapi lingkungan yang kompetitif. Disini manajer merencanakan buaran kekuatan dan kelemahan organisasi dengan kesempatan dan ancaman di lingkungnya.

Strategi dirumuskan dalam dua perspektif berbeda, yang pertama strategi adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Pengertian ini lebih mengarahkan pada peranan aktif organisasi untuk melaksanakan program sebagai strategi organisasi menghadapi perubahan lingkungan. Strategi ini dikenal sebagai perencanaan strategi.

Perspektif kedua strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungan sepanjang waktu. Pengertian ini lebih mengarahkan organisasi untuk bersikap pasif, yang artinya para manajer akan menganggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Strategi ini dikenal sebagai strategi adaptif. Pembahasan pada materi ini akan lebih di tekankan pada peranan aktif manajer yang dikenal seebagai perencanaan strategis yang fokusnya luas dan berjangka panjang.

Disamping ke dua perspektif tersebut dikenal strategi entrepreneur yaitu strategi yang dirancang pemimpin usaha berdasarkan inisiatif untuk pertumbuhan yang konstan dengan mencari peluang baru secara aktif. Pengertian ini juga mengarahkan peranan aktif seseorang dalam hal ini adalah seorang entrepreneur atau wirausahawan.

Ciri-ciri strategi meliputi :

1.      Wawasan waktu, strategi menggambarkan kegiatan dengan cakrawala jangka panjang atau pandangan yang ajauh ke depan, yaitu waktu untuk melaksanakan dan melihat hasilnya.

2.      Dampak, pengaruh strategi akan sangat berarti pada hasil akhirnya.

3.      Pemusatan upaya, dengan memfokuskan pada kegiatan yang terpilih mengharuskan pemusatan pemanfaatan sumber daya yang ada.

4.      Pola keputusan, strategi mensyaratkan sederetan keputusan tertentu perlu diambil sepanjang waktu mengiluti suatu pola yang konsisten.

5.      Peresapan, strategi mencakup kegiatan yang luas mulai alokasi sumber daya sampai kegiatan operasional perusahaan.

Tingkat Strategi Dalam Organisasi

Strategi seharusnya dapat mendukung pencapaian misi dan tujuan organisasi. Dalam pelaksanaannya mereka harus mengaplikasikannya pada berbagai tingkatan dalam organisasi dan memilih variasi strategi dengan baik. Berikut ini tiga tingkatan strategi yang dapat ditemukan dalam organisasi : strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.

1. Strategi Korporasi

Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mengendalikan kepentingan dan operasi perusahaan yang memiliki lebih dari satu lini usaha. Pertanyaan strategi yang dirumuskan adalah “bisnis apa yang akan kita tekuni ?” dan “bagaimana sumber daya akan dialokasikan diantara jenis-jenis usaha ?”. Tujuan strategi korporasi mengarahkan pengalikasian sumber daya untuk perusahaan secara total. Keputusan strategi berhubungan dengan penggunaan sumber daya untuk melakukan akuisisi, pengembangan bisnis baru, kemitraan, operasi global atau pelepasan.

2. Strategi unit bisnis

Strategi unit menyangkut kepentingan dan operasi bisnis unit tertentu. Strategi menjawab pertanyaan seperti “Bagaimana usa ini klan bersaing ?” “Produk apa yang akan ditawarkan?” “Pelanggan mana yang akan dilayani ?”. Secara khusus keputusan strategi unit bisnis meliputi pemilihan bauran produk, fasilitas lokasi atau teknologi baru dan sebagainya. Strategi ini berupaya menentukan pendekatan apa yang sebaiknya diambil unit bisnis itu untuk pasarnya dan bagaimana seebaiknya bisnis dilakukan dengan sumber daya dan kondisi pasarnya.

3. Strategi tingkat fungsional

Strategi tingkat fungsional mengarahkan kegiatan dalam bidang fungsional (keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan, SDM, produksi) untuk beroperasi yang mendukung setiap unit bisnis. Strategi menjawab pertanyaan seperti “Bagaimana dapat mengaplikasikan keahlian fungsional untuk mendukung strategi terbaik dari tingkatan unit bisnis?”.

Tipe Strategi

Ada empat tipe strategi yang dapat digunakan pada berbagai tingkatan perusahaan dan bisnis yaitu :

1. Strategi Pertumbuhan

Strategi ini berusaha meningkatkan ukuran perusahaan dan ekspansi operasi perusahaan. Strategi ini sangat dikenal karena hampir semua industri atau perusahaan yang menginginkan adanya pertumbuhan dalam kehidupan usahanya dalam jangka panjang. Pertumbuhan usaha dapat terjadi dengan beberapa cara seperti :

·         Berkembang secara internal melalui konsentrasi, yaitu menggunakan kekuatan yang ada untuk memperbaharui dan meningkatkan produktifitas, tanpa menanggung resiko yang besar. (pengembangan pasar, pengembangan produk dan inovasi).

·         Diversifikasi, melakukan akuisisi bisnis baru yang berhubungan atau tidak dengan bisnisnya atau melakukan investasi spekulasi yang baru.(integrasi vertical, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat dan kemitraan).

2. Strategi Pengurangan

Dapat disebut sebagai strategi pertahanan, dengan mengurangi skala operasi untuk kepentingan efisiensi dan meningkatkan kinerja. Strategi pertahanana dapat dilakukan dengan cara seperti :

·         Kembali pada bisnis inti dengan menjual unit bisnis lain yang tidak berhubungan dengan bisnis intinya pada awal program diversifikasi.

·         Menurunkan ukuran dengan mengurangi biaya dan restrukturisasi untuk mengembangkan operasi yang efisien.

·         Pelepasan dengan menjual bagian organisasi untuk memotong biaya.

·         Likuidasi, menutup operasi dengan menjual asset operasi yang sudah bangkrut.

3. Strategi Stabilitas

Strategi dengan tetap menjalankan kegiatan pada saat ini dengan mengurangi tekanan untuk pertumbuhan dan tanpa komitmen pada beberapa perubahan operasi utama. Strategi untuk organisasi yang dapat melakukan kegiatan dengan sangat baik dalam menghadapi lingkungan, resiko rendah yang dapat dihadapi dan melakukan konsolidasi yang diperlukan dengan strategi-strategi yang terlibat.

4. Strategi Kombinasi

Dalam waktu yang sama melakukan kombinasi dari beberapa strategi, untuk menghadapi perubahan lingkungan yang dinamis dengan tingkat persaingan tinggi, dimana kondisi perusahaan beroperasi secara kompleks.

 

 

 

2. STRATEGI PENGELOLAAN

           

A.                Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajran sangat penting dalam system strategi pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi pengorganisasian dan penyampaian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak diperhatikan maka efektivitaas pembelajran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha penataaan interaksi antar siswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajran.

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Strategi pengelolaan berkitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Paling tidakada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan pembelajran, yaitu :

a. Penjadwalan pengguanaan strategi pembelajaran

b. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa

c. Pengelolaan motivasional

d. Kontrol belajar

Salah satu komponen strategi pengelolaan motivasional adalah menarik dan mempertahankan perhatian siswa selama pembelajaran dan salah satunya adalah menggunakan elemen pembelajaran secara variatif. Dalam usaha mempertahankan perhatian siswa terhadap pembelajaran, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan elemen atau unsure-unsur pembelajaran yang bberaneka ragam. Keller mengungkapkan, variasii dal pembelajaran dapat dilakukan dengan jalan memvariasikan format tulisan dalam teks, menyajikan gambar-gambar yang bervariasi, warna-warna yang beraneka ragam dan sebagainya.

Dalam pengelolaan motivasi siswa, guru juga diharapkan memberikan penguatan yang positif kepada siswa dalam hal ini  untuk menumbuhkan kepuasan dilakukan dengan member umpan balik dan penguatan yang akan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Menurut Gagne 91985) umpan balik sebagai fase terakhir dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses penguatan dan ini sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kaitan yang berhubungan dengan pembelajaran,

B.       Aspek-aspek Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran

Secara garis besar aspek-aspek yang perlu diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, meliputi : pengelolaan ruang belajar (kelas), pengelolaan siswa dan pengelolaan kegiatan (Puskur, Balitbang Depdiknas).

1.      Pengelolaan ruang belajar (kelas)

Ruang belajar merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, lazimnya berbentuk ruangan kelas. Selama berjam-jam siswa berada di tempat tersebut, selama itu pula terjadi interaksi antara dua unsur manusia yakni guru dan siswa.

Oleh karena itu suasana dan penataan ruang belajar tersebut, hendaknya memperhatikan paling tidak empat kondisa berikut ini.

1)        Aksesibilitas, yakni siswa maupun guru mudah menjangkau alat dan sumber belajar.

2)        Mobilitas, yakni siswa dan guru mudah bergerak dari suatu bagian ke bagian lain dalam kelas.

3)        Interaksi, yakni memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa maupun antar sesama siswa.

4)        Variasi kerja siswa, yakni memungkinkan siswa bekerja secara perseorangan, berpasangan atau kelompok.

2.                  Pengelolaan Siswa

Bobbi DePorter & Mike Hernacki  (2001:117) mengelompokkan karakteristik modalitas belajar siswa ke dalam tiga karakter, yakni : pelajar visual yakni kemampuan belajar cepat dengan menggunakan penglihatan mata, auditorial yakni kemampuan belajar cepat dengan pendengaran, kinestik yaitu kemampuan belajar dengan cara melakukan atau bergerak, bekerja atau menyentuh. Dalam pengelolaan siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh serta fikiran terlibat dalam proses belajar.

Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada yang didasarkan presentasi, materi dan media.

Dave Meier (2002:90) menyatakan bahwa “Gerakan fisik meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh (korteks motor) terletak tepat disebelah bagian otak yang digunakan untuk berfungsi secara maksimal. Sebaliknya, melibatkan tubuh dalam belajar cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.”

Dalam mengefektifkan kegiatan siswa dalam belajar, Dave Meier (2009:91) menggunakan pendekatan “SAVI”,

     a.    Somatis : belajar dengan bergerak dan berbuat.

     b.   Auditori : belajar dengan berbicara dan mendengar.

     c.    Visual : belajar dengan mengamati dan menggambarkan.

     d.   Intelektual : belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

 

     3.    Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran

Berkenaan dengan optimalisasi kemampuan belajar seseorang, Sheal, Peter (1989) menggambarkan 6 kualifikasi kemampuan belajar sebagai berikut:

 

C.                Strategi Kegiatan Pembelajaran

Strategi merupakan langkah-langkah umum dalam pembelajaran yang mesti dilakukan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, paling tidak strategi melingkupi empat aspek:

1.                  Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi serta kualifikasi perubahan tingkah laku yang diharapkan. Mengacu pada standar kompetensi maupun kompetensi-kompetensi lainnya (kompetensi lintas kurikulum, kompetensi tamatan, kompetensi tumpun mata pelajaran, kompetensi dasar  mata pelajaran  serta yang ditetapkan secara nasional) yang selanjutnya dirumuskan dengan sejumlah kemampuan dasar siswa untuk menguasai suatu kompetensi yang mesti dimiliki siswa, sesuai dengan rumpun mata pelajaran yang diberikan.

2.                  Memilih cara pendekatan belajar yang tepat untuk mencapai standar kompetensi , dengan memerhatikan karakteristik siswa sebagai subjek belajar.

3.                  Memilih dan menetapkan sejumlah prosedur, metode dan teknik kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan pengalaman belajar yang mesti ditempuh siswa.

4.                  Menetapkan norma atau criteria keberhasilan, sehingga dapat menjadi pedoman dalam kegiatan pembelajaran, terutama berkenaan dengan ukuran menilai kemampuan penguasaan suatu jenis kompetensi tertentu.

Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri,maka kegiatan belajar-mengajar dituntut memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk melakukan sesuatu secara layak dan benar. 

Dalam pengembangan strategi pembelajaran, Dave Meier (1990:103) menawarkan pola “SIKLUS Empat Tahap”,yaitu: Persiapan (Preparation),Penyampaian (Presentation), Pelatihan (Practise) dan Penampilan Hasil (Performance).

1.                  Persiapan

Sebuah ungkapan menyatakan “persiapan adalah setengah dari kemenangan”. Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan pembelajaran untuk belajar. Tahap persiapan bertujuan untuk menimbulkan minat para pembelajar, member perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan disajikan serta menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Beberapa saran untuk melakukan tahap persiapan diantaranya :

·    Memberi sugesti positif

·    Memberikan pernyataan yang member manfaat kepada pembelajar

·   Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna

·   Membangkitkan rasa ingin tahu

·   Menciptakan lingkungan fisik yang positif

·   Menciptakan lingkungan emosional yang positif

·   Menenangkan rasa takut

·   Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar

·   Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah

·  Merangsang rasa ingin tahu pembelajar

2.                  Penyampaian

Tahap penyampaian dilakukan dengan tujuan membantu peserta didik dalam menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera.

Beberapa gagasan yang dapat efektif untuk melakukan presentasi dengan mengajak peserta didik terlibat secara penuh, yakni :

a.                   Guru sebagai fasilitator

Guru sebaiknya mampu menimbulkan minat, menggugah rasa ingin tahu dan memicu pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :

·   Menjadikan ide dan gagasan pembelajaran bersifat nyata

·   Menggunakan hasrat karya

·   Menggambarkan bahan pelajaran yang sedang dibahas

·   Membubuhi presentasi dengan analog dan kiasan

·   Sampaikan presentasi dalam bentuk talkshow

·   Gunakan kiasan mental untuk melakukan perjalanan khayalan

b.    Guru sebagai pembelajar

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan makna dan nilai dari pihak peserta didik, dengan cara mendorong peserta didik menciptakan sesuatu saat berlangsung presentasi. Hal ini akan mengembangkan fungsi otak dalam pembelajaran yakni sebagai “The seeker and magnifiant of fact”. Yakni otak berfungsi sebagai pencari dan pemberi arti.

c.     Guru sebagai pelatih

Kegiatan penyampaian lebih bersifat pengembangan serta penyempurnaan penguasaan kompetensi. Beberapa saran dalam pembelajaran, diantaranya sebagai berikut :

·      Presentasi TIM

Bagi dalam beberapa tim. Setiap tim meneliti berkas bahan pelajaran yang mereka hadapi dan buatlah presentasi untuk kelompok. Bantu tim untuk membuat pendukung atau bantuan presentasi dalam menyampaikan poin-poin mereka.

·      Perburuan

Tempatkan peserta didik dalam beberapa tim. Beri setiap tim 20 pertanyaan untuk dijawab atau 20 keping informasi untuk dikumpulkan dalam waktu tertentu. Untuk mengumpulkan informasi tersebut mungkin mereka harus meninggalkan ruang kelas.

·   Wawancara Investigasi

Kelompokkan peserta didik berpasangan atau tim kecil dan perintah mereka mewawancarai beberapa sumber informasi dan melaporkan kembali kepada kelompok.

·   Uji Coba Kolaboratif

3.    Pelatihan

Tahap pelatihan merupakan intisari dari proses pembelajaran. Pada tahap inilah sebenarnya pembelajaran berlangsung. Tugas guru adalah menyusun konteks tema pembelajar dapat menciptakan isi yang bermakna mengenai kompetensi yang akan dicapai. Peranan guru adalah mengajak peserta didik berfikir, berkata dan berbuat mewujudkan kompetensi yang mesti dimilikinya. Guru membantu peserta didik memadukan strukktur pengetahuan , makna dan keterampilan internal yang tertanam di dalam dirinya. Ada beberapa gagasan untuk melakukan tahapan pelatihan, diantaranya :

·                     Artikulasi

Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan kepada sesama peserta didik, apa yang baru didengar

·                     Berbagai gagasan

Antar peserta didik saling berbagi kesempatan tentang informasi atau  nilai terpenting yang mereka peroleh

·                     Mencoba-coba

Peserta didik mempraktekkan berulang-ulang suatu keterampilan, sehingga mendapat umpan balik segera. Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan mereka mengenai tindakannya.

·                     Permainan peran kolaboratif

·                     Menjodohkan

·                     Pelatihan memecahkan masalah

Kelompokkan berpasangan atau berkelompok kecil dan bagi mereka satu masalah untuk dipecahkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

·                     Pengamatan dunia nyata

Suruhlah peserta didik secara berpasangan mengamati atau mewawancarai satu atau dua sumber untuk bertanya tentang pengalaman berkaitan dengan kompetensi yang dikuasainya.

4.                  Penampilan Hasil

Bertujuan memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Beberapa sarana pembelajaran untuk tahap penyampaian hasil, diantaranya adalah sebagai berikut:

·                     Kelompok dukungan berdasar TIM

Pembelajar dapat berbagi keberhasilan dan juga kegagalan serta tantangan, karena mereka saling membantu menerapkan kompetensi baru secara lebih efektif dalam situasi sehari-hari.

·                     Mentoring Lanjutan

Antar peserta didik saling mengarahkan untuk menguatkan dan mengembangkan kompetensi yang telah dilatihkan, dalam kegiatan sehari-hari.

Dari keempat siklus pembelajaran tersebut , memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif, karena pola pembelajaran demikian tentunya akan melibatkan seluruh potensi anak baik pikiran, sikap maupun pengalaman dalam bentuk tindakan yang disesuaikan sengan kondisi lingkungan keseharian para siswa.

 

STRATEGI PENYAMPAIAN

 

      B.     STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN

 

Uraian mengenai strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan. Strategi penyampaian adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran.

 

Gagne dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery system, yang didefinisikan sebagai “the total of all components necessary to make an instructional system operate as intended”. Pada dasarnya strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Itulah sebabnya, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi ini (Degeng, 1989).

 

Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut :

  1. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, atau pun bahan.
  2. Interaksi siswa dengan media komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan daerah.
  3. Struktur belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, peseorangan, ataukah belajar sendiri.

C.     STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

 

Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak diperhatikan maka efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait denganusaha penataan interaksi antarsiswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajaran.

 

Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut Degeng (1989) paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu :

      1.      Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran

 

Dalam setiap pembelajaran, guru harus mampu meramu berbagai strategi pembalajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, apa, berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi apa, kapan, dan berapa kali suatu strategi digunakan tentu sangat berhubungan dengan kondisi pembelajaran yang ada.

      2.      Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa

 

Catatan kemajuan belajr siswa sangat penting bagi guru, karena untuk melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil analisis terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran, guru akan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seprti (1) apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai/belum, (2) apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru/siswa, (3) apakah penjadwalan strategi pembelajaran sudah sesuai/belum, dan lain sebagainya.

      3.      Pengelolaan motivasional

 

Menurut Degeng (1989) peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata dari strategi pengorganisasian. Mengingat hal tersebut, seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusu dalam melakukan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian.

      4.      Kontrol belajar

 

Kontrol belajar terkait dengan kebebasan  siswa untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari,vkecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan (Degeng,1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat melakukan piliahan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar bagi siswa.

 

 A.     STRATEGI PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

 

Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran. Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan / keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.

 

Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan keterkaitan topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari (Degeng, 1989). Penataan urutan sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar (Degeng, 1989).

 

Strategi pengorganisasian dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan strategi makro (Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi, sedangkan strategi pengorganisasian mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal.

 

Sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro antara lain adalah teori penataan urutan berdasarkan prasyarat belajar dari Gagne, model pembentukan konsep dari Taba, dan penguasaan konsep dari Brunner. Untuk strategi makro, pengintegrasian sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne, teori skema dari Mayer, urutan subsumatif dari Ausubel, webteaching dari Norman, dan teori elaborasi oleh Reigeluth.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

Penutup

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai komponen-komponen strategi pembelajaran yang diantaranya adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan komponen yang lain saling berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas dan jelas .

 

Comments